Minggu, 27 Desember 2015

Guns (Cerpen) Dafi



Cast :

  • Morgan Oey
  • Nicholas Hoult
  • Christy Saura




            DUAR DUAR…, suara itu berasal dari sebuah gedung tua tempat persembunyian para buronan yang selama ini dicari polisi, mereka adalah sekelompok pembunuh bayaran yang sudah tersebar diseluruh Indonesia bahkan sebagian dari mereka sudah melarikan diri keluar Negeri dan membuat para polisi polisi indonesia susah melacak keberadaan mereka.

            “Siapa yang ingin mati berikutnya? Katakan padaku?!” pria tampan berwaja bule mulai menodongkan sebuah pistol api yang berisi peluru timah ke perkumpulan orang orang berwaja bandit yang tengah menyesali perbuatan mereka.

            “Maaf…,” “Kau” DUAR DUAR…, lagi lagi pria itu melepas dua timah panas tepat mengenai kepala seorang pemuda yang hendak berbicara tadi. Wajah pria itu benar benar kesal saat salah satu anak buahnya tertangkap oleh para polisi polisi tersebut.

            “Cukup! Kau keterlaluan, seharusnya kau berfikir jernih bukan malah seperti ini!” dan tampak dari kegelapan seorang gadis bertubuh tidak terlalu tinggi dengan mata indahnya dan wajah Indonesia-Amerikanya itu sudah tergambar jelas “Kau diam! Atau kau mau melihat kepalaku berlubang?” gadis itu menunduk, ia kecewa melihat sikap kakak kandungnya ini, semua berubah saat empat tahun yang lalu.

            MORGAN

            Sekarang aku bisa apa dengan alat ini? Seharusnya aku bertugas menjaga kasir saja dari pada harus menjadi seorang mata mata, apakah dengan seperti ini aku akan bahagia? Lihatlah apa yang ku punya ditasku sekarang, Bom, Cairan mata berbentuk bom, peluru peluru yang berada dibeberapa kotak dan sebuah senapan keluaran terbaru, tak lupa juga ada tembakan brand disini.

            Huft…, ini sudah menjadi keputusan ayahku, yang kumau hanya bahagia dengan orang yang akan menjadi istriku kelak, mengubah sikap anehku terhadap anakku sendiri. Dan memberi sebuah perhatian, kasih sayang, nafkah pun juga. Bukan malah bermain kejar kejaran terus tembak mati kalau tidak tangkap dan serahkan atau mengintip orang yang sama sekali tidak ada masalah denganku pada akhirnya bermasalah juga.

             Perkenalkan, Namaku Morgan Oey. Mereka biasa memanggilku dengan sebutan Detektif Morgan, apa menurutmu itu keren? Haha kalau menurutku sih keren tetapi tidak sekeren perjuangannya, disini aku diutus ayahku sebagai detektif atau Mata mata.

             Dan sekarang misi pertama-ku adalah mencari biang dari pembunuh bayaran tersebut, pertama? Haha iya, ini tugas pertamaku, sebenarnya ini tugas yang ke sepuluh kali tetapi tidak satupun aku berhasil dalam mengerjakan tugas itu dan kata ayahku ini tugas terakhirku, kalau aku berhasil aku bakalan mendapatkan sebuah penghargaan dari President, entahlah! Aku berfikir kalau ayahku berbicara kepada anak berumur 4 tahun.

              Ayahku? Kalian pasti bertanya tanya kenapa sedari tadi ayahku yang mengutusku? Ayahku seorang kapten di perkumpulan tentara, dan menjadi jenderal diangkatan Laut. Jadi dia yang berkuasa, tapi aku berfikir masih adalagi atasannya.


               “Baik ayah, sekarang kau mau mengutusku kemana? Maksudku, sekarang kau mau mengujiku dimana?” aku benar benar malas menatapnya, sejak kematian ibuku, wajahnya jarang sekali memberi perhatian untukku, mungkin ini pengaruh rasa dendamnya kepada pembunuh bayaran itu.
“Kau bersama kelompokmu akan kukirim ke Bandung, kudengar disana banyak yang sudah menjadi tawanannya dan sekarang kau ku persilahkan untuk melacak keberadaannya dengan cara menanyakaan ke beberapa tawanannya, dan kau ingat! Kau harus bisa masuk kedalam perkumpulan itu, kau harus mengetahui apa yang akan mereka lakukan selanjutnya! Setelah kau dapatkan bukti yang cukup jelas, kau harus menghubungi kami, dan pastikan kau baik baik saja” jelas ayah, dia memang tidak pernah memperhatikanku, tetapi dia takut sekali kehilanganku. Aku tersenyum kemudian mengangguk dan mengambil peralatan peralatan berperangku.

               POV OFF


               “Hentikan christy! Hentikan, kumohon! Kau membuatku takut, aku berjanji tidak akan membuatmu kecewa lagi! Jangan lakukan itu lagi, kumohon” gadis itu menggeleng mendengar ucapan kakaknya, ia tak percaya lagi dengan omongan kakaknya yang selalu berjanji dan berjanji untuk tidak menjadi seorang pembunuh lagi, namun namanya juga janji palsu ya yang diterima juga palsu.
“Kau bohong, kenapa kau lakukan ini? Apa kau melupakan janjimu kepada ibu dan ayah dulu? Kau berjanji akan menjadi seorang kakak yang baik untukku, apa kau melupakan itu Nick?” bentaknya dengan tangis yang sudah membanjiri pipinya, gadis itu masih menggenggam erat pistol yang diarahkannya tepat dikepalanya “aku harus melakukan ini christy! Aku mempunyai rasa dendam kepada para polisi polisi keparat itu yang seenaknya saja mengarahkan peluru ke punggung ayah dengan alasan peluru itu nyasar, mereka tidak punya hati dan aku membalas itu dengan cara seperti ini agar perlahan mereka masuk keperangkapku! Dan aku akan membuat para polisi polisi itu menyesal karena telah menembak seseorang dengan seenaknya, aku benci itu christy” perlahan pria bernama Nick itu mulai mendekat, lebih dekat hingga akhirnya dia bisa mengambil pistol yang ada ditangan adiknya “Jangan pernah lakukan itu lagi christy, kalau kau mati aku tidak akan pernah memaafkan diriku sendiri” katanya sinis dan mencengkram dagu adik kandungnya, gadis itu menangis melihat perubahan sikap kakaknya sekarang.

                “sekarang juga kau pulang, jangan pedulikan aku dan kau jangan takut! Entar malam kau harus membuatkanku makanan yang enak, karena aku akan pulang malam ini kerumah” lirih nick lalu melepaskan cengkramannya dan memeluk adiknya, dia memang tidak pernah tega melihat christy menangis ketakutan melihatnya seperti ini apalagi sampai mengancam bunuh diri didepan maupun belakang nick, karena itu akan membuatnya sangat sangat merasa bersalah.

                “tapi aku masih mau bersamamu, kumohon peluangkan waktumu bersamaku nick! Kau kakak-ku dan apa salah aku membutuhkan waktumu, perhatianmu bersamaku! Hanya kau keluargaku satu satunya nick” jelas christy membalas pelukannya, nick terdiam kemudian mencium puncak kepala adiknya lalu memandang adiknya “Pergi sekarang, atau aku berubah fikiran” Nick beranjak dan membelakangi christy, gadis itu menunduk dan segera pergi dari tempat tersebut.

                CHRISTY

                Kenapa ibu bisa pergi? Kenapa ibu ikut menyusul ayah saat itu, saat dimana ayah ingin menolong seseorang yang tertembak? Semuanya berakhir dengan peluru peluru itu, dan sekarang kakak-ku sendiri pun ikut menjadi bagian dari pembunuh, ia ikut bermain dengan peluru peluru kecil yang merenggut banyak jiwa.

                Aku christy, Christy Saura. Kalian bisa memanggilku dengan sebutan christy, usiaku 22 tahun dan aku bekerja disebuah restoran sebagai juru masak, maksudku hanya sebagai koki kecil. Aku memang masih amatir kalau soal memasak, tetapi jangan salah. Kakak-ku nick sangat menyukai masakanku, dia bilang koki koki hebat kalah dengan masakanku. Hihi…, dia memang pandai membuat wajahku merah, apalagi tatapannya saat meledekku. Aku saja sampai tidak tau kalau tatapannya itu meledekku, kukira tatapannya tengah memujiku, itu benar benar indah.

                 Usia Nick 25 tahun, namanya Nicholas Hoult, dulunya seorang Batenger disebuah BAR tetapi ia keluar dari pekerjaan itu karena kematian ayah. Saat itu tepat dihadapannya para polisi polisi itu menendang bahkan memukuli Pamanku, ayahku marah dan langsung menolong pamanku, berniat untuk membantu agar polisi polisi itu tidak menjadi namun saat itu juga pamanku kabur, sedangkan ayahku sudah hampir sampai menolongnya, salah satu polisi tersebut melepaskan beberapa peluru hingga mengenai punggung ayahku.

                 mereka bilang ayahku sudah tidak sadar lagi karena peluru peluru itu sudah merusak sistem pada jantungnya, Nick melihat kejadian itu dan polisi yang menembak ayahku kabur begitu saja bersama teman polisinya yang lain. Saat itu juga nick dendam dan ingin membalas membunuh para polisi polisi tersebut.

                  Ibu…, dua hari setelah kematian ayah, ibu berniat untuk menuntut ini kepada pihak yang berwajib bersama Nick, dan aku. Namun para polisi itu malah tertawa menanggapi omong-kosong ibuku, mereka malah menuduh kalau ayahku membantu pamanku untuk kabur dari kejaran mereka.

                  aku menatap nick, sepertinya dia geram dengan tingkah polisi polisi tersebut yang sudah mempermalukan ibu, disana nick mengambil pistol milik polisi yang tengah terletak dimeja, ia mengarahkan itu tepat dikepala polisi yang tengah terduduk memandangi kami.

                  ibu sudah menyuruh nick untuk tenang, tetapi nick masih tidak terima dengan penghinaan mereka terhadap keluarga kami, satu hunusan timah panas tepat mengenai kepala seorang polisi yang nick tau dialah orang pertama yang meledek kami. Nick berlari sambil menarik aku dan ibu, dan kulihat dibelakang itu para polisi tersebut mengejar kami.

                  Dia, yang ku tau adalah kapten. Ya aku tau itu karena kulihat dia memakai pin yang berlambang kekuasaan. Kapten mereka berhasil mendekat kearah kami, ia melepaskan dua hunusan peluru panas tepat mengenai dada ibuku, dan seketika aku yang tengah meringkuk ketakutan diparkiran kantor polisi ini hanya bisa diam menatapi ibuku yang sudah jatuh dengan dibanjiri darah tepat dibagian dadanya, aku menangis ketakutan dan aku mendengar suara tembakan yang berasal dari senjata yang dipegang nick.

                  lagi lagi nick melepas satu peluru mengenai kapten mereka, namun kapten mereka bisa tertepis peluru itu, nick terdiam dan kulihat dia juga menangis, tetapi ini tidak bisa diam saja. Nick segera menarikku untuk pergi dari sana, dan meninggalkan ibu yang sudah dikerumuni para polisi tersebut.

                  Sejak saat itu aku melihat perubahan pada diri nick, aku selalu melihat berita, para reporter itu selalu menyindir nick, walaupun sampai sekarang mereka tidak tau siapa pembunuh itu.

                  Nick punya banyak anak buah, mereka ditugaskan agar bisa menjadi pendendam dan diakhiri pembunuhan oleh nick. Aku ingin sekali dia berubah seperti dulu, dimana saat itu keluarga kami utuh dengan kasih sayang dan kebahagiaan.

                  AUTHOR

                  Kini gadis yang bernama christy itu berjalan kepekarangan rumahnya yang tak terlalu besar tersebut, rumah peninggalan orang tuanya kini menjadi tempatnya menetap. Gadis itu terduduk diatas sofa dan memandangi suasana rumah ini, pandangannya terhenti saat menatap ruang keluarga yang biasa dia kakak, ayah dan ibunya selalu membagi canda dan tawa disana, air matanya terjatuh saat melihat senyuman dan kebahagiaan dikeluarganya dulu, tidak seperti sekarang.

                  “sekarang aku kesepian, ini selalu terjadi! Tuhan, aku minta satu permintaan…, apa kau mengijinkanku untuk mempunyai kebahagiaan lagi? Aku ingin itu, hanya satu…, aku ingin nick kembali bersamaku” dia berdoa tepat dihadapan patung bergambar salib disana, mengatupkan kedua tangannya lalu memejamkan matanya, meminta agar kakak-nya kembali bersama seperti dulu walaupun ia tau tidak akan ada lagi canda tawa ayah dan ibunya.

                  “Tuhan…, apa kau mendengarkanku? Mereka bilang kau orang yang baik, mereka bilang kau agung, mereka bilang kau mau menerima permintaan umatmu! Kumohon, aku tidak banyak meminta, aku hanya meminta satu. Kembalikan kakak-ku, aku sangat menyayanginya” tambahnya lagi kemudian membuka matanya dan memandang patung salib tersebut, dia mulai menggerakan tangannya tanda meng-aminkan permintaannya kepada Tuhan kemudian mulai beranjak kekamarnya.

                  Ditempat lain, seorang pemuda tengah berada didalam gedung gereja. Ia berdiri dihadapan patung Tuhannya dan mengambil sebatang lilin yang berada tak jauh darinya, pemuda itu tersenyum.

                  “aku tau ini kedengarannya aneh, tapi aku ini umat-mu! Aku membutuhkanmu, Tuhan. Aku yakin kau bisa mendengarkan permintaanku ini, dan andaikan ayahku juga dapat mendengar ini” jelasnya, dia mulai memejamkan matanya kemudian memulai doanya.

                  “aku bangga mempunyai ayah seperti dia, aku bangga karena dia begitu dihormati oleh banyak orang! Tapi…, sekarang aku minta kepadamu! Aku minta agar ayah memberkatiku dalam tugasku kali ini, kutau ini tak mudah dan kutau ini akan memakan waktu yang lama! Kau taukan, aku tidak bisa jauh dari ayahku, walaupun aku membencinya. Aku benci semua yang diperintahkannya untukku, tapi dibalik itu semua aku senang karena ternyata ayah meng-khawatirkanku. Kupikir ayah tidak peduli denganku, tapi ternyata tidak! Oke…, sekarang permintaanku adalah lindungi dia disaat aku tidak bersamanya” pemuda yang bernama morgan tersebut membuka matanya, ia mulai memperagakan tangannya ke kening dan kedada, mengucapkan kata amin dalam agama mereka dengan cara seperti itu.

        ***

                  Tiba saatnya morgan menyelidiki kasus kasus yang sudah terjadi, sekarang ia sedang berada di Bandung, mereka semua berpencar dan membiarkan morgan menyelesaikan tugasnya dengan sendiri, namun sampai sekarang ia bingung bagaimana caranya agar pertanyaannya ini dijawab dan tidak menimbulkan masalah baginya.

                  “Eh…, tap…, tapi bu! Saya ingin bertanya, maksudnya…, saya ingin bertanya karena saya tersesat! Saya tidak ada berniat untuk mencopet, beneran” ya begitulah -,- morgan lagi lagi disangka pencopet, ini salah dia. Tidak seharusnya dia bertanya dengan berpakaian seperti itu, topi hitam yang menutupi kepala dan sebagian wajah tampannya, dan jaket kulit hitam juga yang menyerupainya seperti para pencopet, apalagi dia bertanya dengan nada tinggi. Siapa yang tidak takut, Coba?

                  “Tolong…, tolong ada pencopet” morgan menelan ludahnya saat segerombolan manusia berdatangan “Hoi…!! Mau kemana, itu dia pencurinya” mereka semakin mendekat dan akhirnya morgan memutuskan untuk melarikan diri

                  “Sial! Mereka menuduhku sebagai pencuri” desis morgan kemudian berlari entah kemana.

                  Mereka terus saja mengejar morgan, mereka tidak ingin kehilangan jejak morgan karena memang ditempat mereka rawan sekali perampokan dan mungkin mereka fikir, morgan adalah kawanan dari perampokan tersebut.

                   begitu lama pria itu berlari, kini ia terjebak disuatu danau kecil. Morgan terlihat bingung, apa ia harus melompat ke danau ini agar tidak ketahuan para warga sekitar, dia masih memikirkan bagaimana caranya agar dia tak tertangkap “Woy…!” suara itu semakin terdengar jelas, morgan mulai mencari cari tempat persembunyian yang aman.

                   kini pandangannya tertuju kepada rumah yang tak jauh dari danau tersebut, memang ada beberapa rumah disana tetapi ada satu yang menarik perhatian morgan, menarik bukan karena rumah itu cantik tetapi menarik karena hanya pintu rumah itulah yang terbuka lebar. Dan tanpa pikir panjang morgan langsung berlari menuju rumah tersebut, dia berharap agar para warga disini tak melihatnya memasuki rumah ini.

                   “Arrgghh…, kita kehilangan jejaknya! Kau bagaimana sih? Ngasih petunjuk tidak jelas seperti itu?” mereka kini tepat berada didepan rumah seorang gadis yang hanya tinggal sendirian disini.

                   “Apa? Kenapa kau menyalahkanku? Aku bersungguh sungguh melihatnya lari ke danau itu” pekiknya
                   “Ah… terserah kau saja, kalau aku menemukannya akan kubuat dia seperti daging asap” pria itu berbalik badan kemudian melanjutkan langkahnya untuk pergi diikuti warga warga sekitar.

                   CHRISTY

                   Baru kali ini aku diberi tugas memasak seperti ini, Cupcake? Ugh…, emang aku bisa membuat kue berbentuk Cup ini? Tapi akan kucoba, demi perjuanganku, Hehee.

                    Tuhan…, lagi lagi aku kehabisan bahan, apa aku harus membelinya sekarang? Tapi ini sudah sore, dan masih banyak lagi tugasku yang lain, Uhm…, yasudah lah kalau hatiku memaksa.

                    “Huft…, ini hari keberuntunganmu, morgan” aku seperti mendengar suara dari dalam kamarku, tapi siapa? Atau jangan jangan itu Nick? Tidak, mana mungkin sore sore seperti ini dia pulang kerumah. Apa jangan-jangan ada……, Maling?

                    Tuhan, lindungi aku kali ini.

                    AUTHOR

                     “Aaaaaaaa……” saat christy membuka pintu kamarnya, tiba tiba seorang pria sudah berhadapan dengan-nya, mendengar teriakan christy, pria itu langsung membekap mulut christy agar tidak meneruskan teriakannya.
                     “Hei…, aku tidak akan melukaimu, tapi kumohon agar kau tidak teriak! Aku sedang dikejar oleh segerombolan orang, aku dikira pencuri sama mereka” ucapnya yang hampir tidak bersuara, christy mengangguk dengan wajahnya yang ketakutan. Perlahan pria itu mulai melepaskan tangannya yang ada dimulut christy “Terima kasih” kata-nya, christy mengangguk kemudian melihat keara luar.

                     “sekarang mereka sudah pergi, dan kau juga boleh pergi” usir christy

                     “kumohon, ijinkan aku disini sampai malam…, salah satu dari mereka tadi bilang kalau dia akan mengejarku dan membuatku seperti daging asap” ijin pria tersebut

                     “Tidak bisa! Kau harus pergi, sebentar lagi kakak-ku akan kembali. Kalau dia melihatmu disini, kau akan dibunuh” pria itu menggeleng kemudian terdiam tak lama kembali memandang christy dengan wajah melasnya “Kumohon…,” katanya,

                     “Huft…, baiklah, baiklah! Kau boleh……” belum sempat christy melanjutkan ucapannya tiba tiba pria itu langsung memeluk christy dan membuat gadis ini terdiam sejenak.
                     “Ehm… maafkan aku” christy mengangguk dengan rasa malunya, ia segera mengacir kearah dapur.

                     “Hei…, boleh kutau namamu?” tanya-nya, christy terdiam ditempat
                     “Christy! Kau bisa panggil aku christy” jawabnya “aku morgan” katanya, mendengar itu christy kembali melanjutkan langkahnya.

                     “Well…, morgan, kenapa mereka bisa mengejarmu?” kini mereka sudah berada diruang keluarga, christy menyediakan minuman untuk tamu yang tidak diundangnya ini. Morgan tersenyum kemudian melepas topinya “semuanya karena ini, aku tadi mau menanyakan sesuatu tetapi ibu ibu itu malah menuduhku sebagai pencuri” jawab morgan lalu melepas jaket kulit yang dipakainya, christy terdiam sejenak dan memandang wajah morgan.

                     memang sedari tadi christy sangat ingin melihat jelas tampang seperti apa yang dimiliki pria ini sehingga dia harus dikejar kejar oleh warga, dan sekarang ia melihat semuanya. Bahkan ia melihat otot-otot yang berada dilengan morgan, membiarkan gadis ini melihat badan tegapnya.

                     “Hei….” Tegur morgan saat dia terus bicara sedangkan gadis yang ada dihadapannya ini hanya memandanginya saja “Ah.., hm…, maafkan aku”lirih Christy

                     Malam harinya...

                     Kembali Christy mondar mandir seperti biasa, waktu sudah menunjukan pukul Sembilan malam tetapi nick tak kunjung kembali. Sedangkan morgan sedari tadi memperhatikan Christy, pria itu juga tak bisa pulang karena dipinggir danau banyak yang menjaga termasuk orang yang mengancam akan membuatnya seperti daging asap itu.

                     “Christy, diamlah! Aku pusing melihatmu seperti itu” gadis bertubuh kecil itu memandang morgan dengan tatapan tajam, tapi kemudian tatapan itu pudar dan menjadi tatapan sedih. Ia segera duduk disamping morgan, sambil terus berdoa dalam hati.
                     “ada apa Christy? Kenapa, sepertinya kau sangat sedih? Apa ada yang bisa ku bantu, sekarang?” morgan memandang Christy, Christy menggeleng namun tak lama ia terisak “Ee.., kenapa menangis? Aduh…, kau membuatku bingung Christy! Sebenarnya ada apa denganmu, dan kenapa kau menangis?” Christy menjawab itu masih dengan tangisan dan membuat pria disampingnya ini semakin bertanya-tanya


                     “Nick…, aku mau dia kembali, morgan” suara purau Christy terdengar oleh morgan, gadis itu memandang pria yang baru dikenal dan ditolongnya tadi.
“Eh eh.. kumohon kau jangan menangis, entar kalau mereka mendengarnya, aku bisa dalam bahaya! Sini sini, hm maaf ya” Ucap morgan kemudian memeluk Christy lalu menenangkan Christy, gadis itu begitu terkejut melihat perlakuan morgan. Belum pernah ia dipeluk laki laki seperti ini kecuali kakak dan ayahnya dulu.

                     “kau tau morgan, kau laki-laki pertama yang memelukku. Maksudku selain kakak dan ayahku” morgan menoleh,

                     “terus, siapa itu Nick? Dia pacar-mu kan, atau tunangan-mu? Kenapa kau bilang hanya kakak dan ayah-mu saja?” Tanya morgan yang merasa aneh, Christy menggeleng

                     “Kau bodoh! Sejak duduk dibangku SMP aku tak pernah merasakan yang namanya cinta, sampai sekarang! Kan tadi sudah kubilang, kau orang pertama yang memelukku! Dan nick, dia itu kakak-ku, bodoh!” jawab Christy datar, morgan mengernyit heran.

                     “aku hanya bertanya, Christy! Kenapa kau langsung emosi?” Christy langsung beranjak dan menuju kamarnya tanpa memperdulikan ucapan morgan lagi.

                     Ting… Nong…

                     Suara bel itu berhasil menghentikan langkah Christy, kini mereka berdua sama sama tatap menatap. Christy yakin kalau itu bukan kakak-nya, karena nick kalau masuk rumah selalu dari belakang, itu berarti…?


                     “Bagaimana ini Christy? Apa itu kakak-mu? Atau orang lain yang mencariku?” Tanya morgan berbisik lalu menghampiri Christy, Christy menggeleng.
                     “sepertinya bukan, morgan! Kakak-ku tidak pernah masuk lewat pintu depan, itu berarti?”

                     “morgan kau harus masuk kekamar-ku sekarang, cepat!” bisik Christy, morgan mengangguk dan segera pergi ke kamar Christy. Sedangkan gadis itu mulai tenang dan menghampiri pintu depan.

                     “Siapa?”

                     “Hai christy.., maaf mengganggu-mu malam malam seperti ini”

                     “Oh.., kau, Bis! Ada apa?” Tanya Christy saat mengetahui siapa orang itu, pria tampan dengan behel dideretan giginya itu pun tersenyum dan menyerahkan beberapa buku kepada Christy “ini untukmu, tadi waktu dikampus aku melihat kau mencari-cari buku ini kan? Hehe.., maaf ya, aku mendengar ucapan-mu dengan penjaga itu” katanya, tampak buku bertuliskan Resep Dapur dengan berbagai macam gambar makanan. Gadis itu tersenyum kemudian mengambil buku buku itu dari tangan pria yang bernama Bisma, atau Bisma Kharisma tersebut “Thanks ya bis? Tapi jangan khawatir, aku pasti akan menggantinya” “Oh itu tidak perlu, aku ikhlas kok! Asalkan……” bisma tersenyum lalu menaik turunkan alisnya, Christy memutar kedua bola matanya.

                     “iya-iya aku tau! Anisa, kan? Tenang, besok malam kau kerumahku karena anisa akan mengerjakan tugas bersamaku, dan tentunya dia akan menginap” Pria tampan itu tersenyum sumringah, “Hahaa.., thanks Christ! Yasudah, kau jaga buku itu ya! Permisi” bisma pergi begitu saja, Christy tersenyum kemudian masuk kembali kerumahnya.

            Malam semakin larut, diluar rumah Christy orang-orang bukan berkurang tetapi masalah makin ramai. Para anak muda tengah menetap ditepi danau dan juga diportal masuk komplek tersebut, membuat morgan dan nick tidak bisa pergi dan masuk.

            “Apa?”

            “Ti..tidak” morgan kembali memalingkan wajahnya saat Christy memandangnya dengan malas.


            “Christy” mereka berdua menoleh ke sumber suara yang baru saja datang dari dapur, tampak pria berjaket merah dengan wajah pucatnya mulai mendekat.
            “Nick” pekik Christy kemudian bangkit dan langsung berhambur memeluk kakaknya itu, pelukan erat dari seorang adik.

            “Kenapa kau bisa masuk? Diluar mereka masih menjaga, dan sulit bagi-mu untuk masuk kedalam rumah?”Tanya Christy lalu melepaskan pelukannya dan menatap nick dengan penuh keseriusan, nafas nick masih tidak beraturan, mungkin ini adalah salah satu jawaban pria tampan itu “itu tidak penting, yang terpenting sekarang adalah aku bisa menemukanmu dan memeluk gadis kecilku sekarang! Aku sangat merindukanmu Christy, aku sangat mencintaimu” jelas nick, Christy tersenyum kemudian menggeleng, air matanya sukses jatuh lalu ia kembali memeluk kakak-nya itu “Tidak, Nick! Aku lebih merindukanmu, aku lebih mencintaimu” Nick tersenyum kemudian membalas pelukan adik perempuannya ini, namun senyuman-nya seketika pudar dan kini ia memandang seseorang yang tengah duduk diruang keluarga.

            “Siapa dia, Christy? Sejak kapan kau memasuki pria asing kerumah ini?”

            Tanya nick, memandang morgan dengan tatapan jahatnya.

            “Eh.., itu Morgan? Dia tersesat, dan mereka menuduhnya sebagai pencopet makanya dia lari kesini, dia tidak berani pulang karena takut dijadikan seperti daging asap. Kau tau, pria itu sungguh, aneh, lucu!” wajah nick seketika murung, ia menggandeng adiknya untuk menghampiri pria yang tengah bingung disana.

            “Ehm…, maafkan aku! Tapi aku tersesat, aku bingung mau kemana saat mereka mengejarku dan menuduhku sebagai pencopet, dan yang kulihat hanya rumah ini yang mau menerima persembunyianku makanya aku berlari kesini untuk bersembunyi.” Jelas morgan, nick menaikan satu alisnya kemudian memandang pria ini lalu tampak sesuatu muncul dikepalanya “Oke..! itu tak masalah untukku! Tapi waktu sudah hampir larut, dan kau Christy! Jangan pernah lagi mengijinkan pria asing masuk kerumah, kau adikku dan kau masih kecil” nick bangkit kemudian masuk kekamarnya untuk istirahat sedangkan morgan dan Christy masih pandang-pandangan.

            “Maafkan aku Christy, tapi aku takut dengan mereka! Aku tidak biasa menghadapi ini sendirian, kumohon kasih aku waktu untuk tinggal disini sampai mereka pergi dari hadapan rumah-mu” morgan kembali bersuara, wajahnya menandakan ketakutan padahal ia bisa menghadapi mereka semua hanya saja ia tidak ingin pergi dari hadapan gadis ini.

            “itu tidak bisa morgan, aku takut nick marah denganku” kata Christy,

            Pria itu menunduk kemudian bangkit dari duduknya.

            “yasudahlah, aku tidak apa! Kalaupun aku mati dan dijadikan daging asap sama mereka, tidak ada yang peduli dengan itu! Thanks atas pertolongannya Christy, tapi kalau aku mati, aku akan mampir dimimpi-mu terlebih dahulu” jelas morgan, Christy membulatkan matanya mendengar ucapan morgan terakhir “Hei…, kau mau menakuti-ku, ya?” pekik Christy dan menahan langkah morgan, pria itu tersenyum membelakangi Christy.

            “Kau……, Ee” saat hendak menghampiri morgan tak sengaja kaki Christy tersandung meja, hingga gadis itu kehilangan ke seimbangan.

            ‘Hap’ morgan yang kebetulan ada dihadapan Christy dengan cepat menangkap tubuh mungil Christy, namun Christy yang tampak bingung langsung menarik kerah baju morgan dan mengakibatkan mereka berdua terjatuh di sofa.

            Perlahan Christy membuka matanya karena jatuh barusan, yang ia takutkan adalah tertimpa badan besar morgan makanya ia menahan itu dengan memejamkan matanya. Namun setelah gadis itu membuka mata, yang ia lihat dan perhatikan sekarang adalah mata indah seorang pria yang mampu membuat denyut jantungnya berpacu lebih cepat dari biasanya.

            Morgan pun sama, pria itu tak ada niat untuk menggeser posisinya dari atas tubuh Christy. Ia masih terdiam memandang seluruh lekuk wajah ciptaan Tuhan ini, begitu sempurna dan begitu memacu adrenalin-nya.

            “Bitch!” tiba tiba seseorang langsung menarik morgan dan meninju wajah morgan hingga pria itu tersungkur.
            “Nick, Hentikan!” pekik Christy saat melihat kakak-nya terus memukul morgan tanpa henti, pria itu menghentikan pukulannya kemudian mengambil sesuatu dibelakang punggungnya.

            “Bajingan.., kau berani memperlakukan Christy seperti itu! Apa kau ingin cepat mati, Hah!” Nick menodong pistol itu tepat dikening morgan “Maafkan aku, tapi tadi adikmu hampir terjatuh, dan aku hanya berniat menolongnya saja, tidak berfikiran untuk melakukan hal yang lebih” jelas morgan,

            “Nick, Hentikan! Tadi aku hampir jatuh makanya morgan langsung menangkapku, tapi aku gak sengaja menarik bajunya hingga kami berdua terjatuh! Kumohon, jangan berbuat seperti ini lagi!” kata Christy lalu memeluk nick dari belakang, pria bule itu mulai menurunkan tangannya lalu berbalik badan dan membalas pelukan Christy “aku takut kau membunuh seseorang lagi nick, mereka masih mengejarmu, dan kau tau, aku tidak bisa melihatmu disiksa para polisi itu” mendengar itu, nick semakin memper-erat pelukannya.

                       ***

            MORGAN

            Kau bercanda? Dia orangnya, orang yang selama ini dicari ayah-ku. Aku benar-benar tidak percaya kalau Nick adalah pembunuh ibu-ku, aku muak melihatnya berkata lembut seperti itu dengan Christy.

            Tapi Christy tau, gadis itu tau kalau kakaknya adalah seorang pembunuh. Tetapi kenapa Christy diam saja? Ada apa dengannya? Kenapa dia menyembunyikan hal ini dari orang-orang diluar? Kenapa dia tidak bilang saja, kalau nick ada disini?

            “Kau tau morgan, sebenarnya aku bosan menyembunyikan ini dari semua orang! Maksudku, aku ingin sekali mengadu ke semua orang termasuk polisi tentang nick! Tapi aku takut, aku takut dia pergi morgan! Aku sangat menyayanginya, hanya dia yang ku-punya”

            Sekarang aku tengah berada diluar, tepatnya didanau tempat waktu itu aku dikejar-kejar. Aku sudah berada lama disini, kakak-nya mengijinkan aku tinggal dirumah mereka, entahlah saat kejadian itu Christy seperti menjelaskan sesuatu kepada kakaknya dan mengakibatkan kakaknya mau menerimaku tinggal dirumah mereka dengan syarat harus berjaga jarak dengan Christy -_-

            Aku tidak tau kenapa, sejak satu minggu aku mengenal Christy, aku seperti merasakan sesuatu yang aneh saat melihatnya. Seperti ada yang berperang didalam sini, kau tau dimana? Tepat didada-ku seperti ada yang memperebutkan sesuatu saat aku bersamanya ataupun disaat aku memandangnya, aku seperti tidak pernah mengenal rasa takut lagi terhadap ancaman kakak-nya itu.

            “Apa dia tak pernah menyesali perbuatannya itu, Christy?” tanyaku,

            Christy menoleh kearahku, dia tampak tersenyum tapi aku memandang matanya ada kesedihan yang mendalam.

            “aku tidak tau, morgan!” jawab-nya,

            “Morgan, sekarang kau sudah tau semua yang terjadi pada keluarga-ku, aku harap kau bisa menjaga janji-mu agar tidak membuatku kecewa! Jangan membuat-ku sedih karena melihat nick ditarik paksa oleh polisi-polisi itu karena pengaduan-mu! Dan kau jangan takut, selama kau ada didekatku, nick tak akan berani menyakiti-mu” kumohon jangan pandang aku dengan tatapan itu, aku takut diujian yang ke sepuluh ini aku gagal lagi, Maafkan aku…

            POV OFF

            “Kau bisa berkenalan dengan mereka, dan kalau kau merasa nyaman dengan perlakuan mereka, panggil aku” ini sudah ke dua bulan morgan bersama Christy, maksudnya tinggal dirumah Christy. Tidak ada yang tau kecuali nick dan christy, dan ini membuat morgan merasa lebih nyaman walaupun ada dendam-nya yang ingin membunuh nick.

            Saat ini morgan tengah berada dipekarangan gedung, kalian bisa lihat kalau gedung ini tampak kumuh dan usang. Kalau bisa dibilang, gedung ini bisa dikatakan sarang setan, dan setannya itu nick.
            Nick mengajak morgan kesini karena ingin memperkenalkan morgan dengan teman-temannya itu, morgan menurut, lagi pula dia mau berbuat apa dirumah Christy? Christy saja sedang pergi bersama teman-nya itu, katanya sih mau menyusun skripsi. Maklum anak biology, pasti yang dicari aneh-aneh.

            “Hai…, aku morgan! Teman nick” pria yang tengah memegang senapan merek brand tersenyum sinis kemudian mengarahkan senapan itu kearah morgan,

            “Ee.. aku… Nick!” morgan ketakutan dan pada akhirnya ia memanggil Nick, tampak dari jauh nick mulai berjalan menghampiri mereka.

            “Tidak perlu kau lakukan itu, mungkin sebentar lagi dia akan gabung dengan kita untuk melawan para polisi keparat itu!” Morgan menoleh kearah nick dengan tatapan tanda Tanya (?) “Oh, kau tak mengerti juga ya! Aku mengajakmu kesini untuk berhubungan langsung dengan teman-temanku, kau pernah bilangkan kalau kau akan membalas dendam kepada orang yang telah membunuh ibu-mu! Kau jangan takut morgan, semua orang disini hidupnya sama seperti mu! Orang yang mereka sayangi terbunuh sia-sia oleh polisi polisi itu, kita sama dan aku ingin menawarkanmu untuk gabung bersama kami! Bagaimana, apa kau mau?” jelas nick,

            “Nick, Kau gila? Kita tidak tau jelas siapa dia? Bisa saja dia itu adalah komplotan para polisi untuk memata matain kita” Mati aku, morgan mulai menelan ludahnya saat mendengar ucapan dari teman nick, pria bule itu tersenyum kemudian menatap morgan dengan sinis.

            Glek..,

            “Apa ini akhir dari hidup-ku?”

            “Menurut-ku tidak, dia sama seperti kita! Sama sama ingin membalas orang yang sudah membunuh orang yang kita sayangi” morgan kembali menghelakan nafasnya setelah tadi nafasnya sempat tersenggal karena ucapan dari teman nick.
            “Baiklah kalau menurutmu dia pantas untuk gabung dengan kita” Nick tersenyum

            “Perhatian, Semuanya!!” Nick berteriak didalam gedung tua ini, puluhan anak buahnya mulai mendekati mereka “Mulai sekarang kita kedatangan anggota baru, dia sama seperti kita, ingin membalas dendam kepada orang yang membunuh ibu-nya! Luc, beri dia senapan dan beri tau dia bagaimana menggunakannya! Tapi sebelum itu…” Nick kembali diam kemudian mengambil sesuatu dari saku-nya.

            “Kalau kau mengambil peluru ini, itu berarti kau menerima bergabung dengan kami! Dan kau harus ingat, satu peluru ini harus kau hunuskan ke-kepala orang yang telah membunuh ibu-mu” tanpa basa basi, morgan langsung mengambil timah berbentuk peluru tersebut dari tangan nick.

            “Selamat datang, Morgan” mereka tertawa penuh kebahagiaan mendapatkan satu anggota, sedangkan morgan tersenyum sinis menatap nick.

***

            Hari hari pun berlalu, kelompok pembunuh nick semakin menjadi membunuh orang orang yang mengganggu mereka, morgan sempat bingung kepada urusannya kali ini, ingin sekali ia mengadu kepada ayahnya tapi dia tidak ingin menyakiti Christy.

            Tapi bagaimana pun ia harus melakukan ini,

            “Morgan, kudengar kau gabung dengan nick? Apa kah kau serius? Aku takut kau kenapa-napa, nick orangnya tak bisa dipercaya” kini mereka tengah berada diatas loteng rumah Christy,

            “Selama ada kau disampingku, aku tidak akan kenapa-napa” Ucap morgan,

            Christy tersenyum malu saat morgan memandangnya
            “Kumohon, jangan pandang aku seperti itu! Itu terlalu berlebihan, morgan! Kau membuatku malu” lirih Christy, morgan tersenyum kemudian mulai menyingkirkan sebagian rambut Christy yang menutupi wajah cantik-nya.

            “Aku sangat senang telah dipertemukan dengan gadis sepertimu, Christy! Kau sangat cantik, baik, perhatian! Aku ingin bertanya, kenapa setiap kali aku memandangmu seperti ini, jantung-ku mulai tak beraturan? Apa yang sudah kau lakukan pada jantungku?” Tanya morgan,

            Seketika suasana berubah menjadi panas, malam ini cuaca memang sangat dingin. Tapi entah kenapa keringat Christy mulai menetes dari pelipis hingga kelehernya “Kau bisa jelaskan, apa yang terjadi pada-ku Christy?” Tanya morgan,

            “A…aa…ak..aku…, aku tidak tau, morgan! Maaf aku harus pergi” gadis itu bangkit dan turun melalui tangga, morgan tersenyum dan memegang dadanya yang terasa begitu… bergetar.

            CHRISTY

            Ada apa ini? Apa aku jatuh cinta kepadanya? Hei.., kenapa aku ini? Tidak mungkin aku bisa jatuh cinta, bukannya nick selalu bilang kalau jatuh cinta itu adalah hal yang bodoh.

            Tapi, kenapa jantung-ku berdetak lebih cepat saat aku bersamanya? Dan kenapa aku berkeringat dihari yang dingin ini saat dia memandangku dengan mata itu? Ada apa ini Tuhan, kenapa begitu sulit me-naturalkan keadaan saat bersamanya? Kenapa aku tidak bisa bernafas dengan lancar saat dia terus menatapku?

            AUTHOR

            “Morgan! Hmm…, makan malam sudah selesai! Kita… kita, bisa makan malam bersama sekarang” setelah lama ia didapur menyiapkan makan malam, kini gadis itu kembali keatas dan kembali bicara dengan morgan.

            Morgan menoleh kearahnya, pria itu tersenyum kemudian bangkit. Sedangkan gadis itu menggigit bibir bawahnya sambil menunduk, semakin suara langkah kaki itu mendekat semakin cepat pula christy merasakan jantungnya begitu berdebar.

            “Kau ini kenapa christy?” tanya morgan,

            Christy menggeleng cepat kemudian segera meninggalkan morgan dengan berlari kecil untuk turun dari tangga.

            “Aneh..” gumam pria itu dan ikut menuruni tangga.

            Hari sudah larut, semua orang sudah terlelap dalam balutan selimut. Tetapi tidak dengan seorang pria tampan yang sedari tadi bolak balik diruang tamu, wajahnya sangat kacau, tampak tangan kanannya memegang sebuah ponsel dan tangan kirinya memegang sebuah pistol.

            Tampak wajahnya mulai sedikit gusar saat menatapi ponsel yang berada ditangannya sekarang, ia mulai duduk dan menekan tombol hijau pada ponselnya yang dilayar terletak nomor seseorang dengan nama ‘Ayah’.

***

            NICHOLAS

            “Nick, ini gawat! Sepertinya mereka sudah tau keberadaan kita, dan sekarang kita dalam Masalah.” Sial! Siapa yang berani membongkar tempat persembunyianku? Sebelumnya ini tidak pernah terjadi, Arrghh. Sial, sial, sial! Aku harus bagaimana sekarang? Seluruh polisi itu pasti akan datang kemari, dan menangkapku.

            “Berapa jumlah orang kita yang tersisa disini?” kali ini aku akan berperang melawan polisi-polisi keparat itu “Semuanya ada 42 orang nick, 42 orang yang berada didalam gedung ini selebihnya berjaga jaga di depan gerbang”Argh. Bodoh! Dengan orang segitu mana mungkin kita bisa mengalahkan mereka, kalian tidak tau berapa banyak mereka, belum lagi tentara, mereka semua akan membunuh kita dengan mudah “Bodoh! Semua panggil dan suruh berjaga digedung, aku akan menyusun strategi untuk mengalahkan mereka semua! Dan kau luc, hubungi morgan dan suruh dia ke markas” Percuma, aku tidak yakin ini akan berhasil. Morgan? Apa yang kau buat sekarang, pria bodoh? Dimana kau?

            AUTHOR

            Keesokan Harinya,

            Tepat disebuah rumah bergaya lama dan bertingkat ini, sepasang manusia tengah berada diloteng rumah. Mereka tengah menikmati coklat panas disore yang dingin ini, namun saat asik terhening tiba tiba terdengar suara ponsel dari saku pria itu.

            “Lucas” gumam morgan memandang layar diponselnya,

            “Ada apa morgan?” “Hah, Tidak! Christ, kau tunggu disini! Aku segera kembali” gadis itu mengangguk dan membiarkan pria yang bernama morgan itu pergi untuk mengangkat telfonnya, ya mereka Morgan dan Christy.

            “Halo…,”
            “Apa…! i…iiya, baik! Aku segera kesana” morgan segera mengakhiri sambungannya kemudian kembali menghampiri christy dan duduk disebelah christy, namun tangannya masih memegang ponsel tersebut.

            “Siapa yang telfon morgan?” tanya christy,

            Morgan menoleh kemudian tersenyum dan menggeleng “salah sambung” jawab morgan, kemudian kembali jarinya bergerak mengikuti tombol touch yang tertera disana.

            ‘Mereka sudah bersiap siap, kau harus berjaga jaga ayah! Mereka tidak sedikit, ada seratus lebih penjaga yang menjaga gedung tua tersebut’ setidaknya itulah yang diketik morgan, lalu pria itu menekan tombol kirim.
            ‘Kau harus berhati-hati morgan, kita akan kesana malam ini! Ayah menunggu-mu’ tak lama pesan terbalas, morgan sedikit terkejut melihat pesan ayahnya

            “Shit..,!” gumamnya, christy menoleh dengan tatapan aneh

            MORGAN

            Arrghh.., kenapa ayah harus mengajak-ku segala? Sudah bagus ku kasih tau tempatnya, seharusnya ayah pergi bersama anak buahnya. Aku tidak perlu ikut, aku ingin bersama christy.

            “Morgan, ada apa? Kenapa tampangmu sangat kesal?” tanyanya,

            Ah, aku harus menjawab apa?

            “Ti..tidak! hanya saja pulsaku habis, Hehe” Tepat, walaupun sedikit memalukan. Masa, pria tampan tidak punya pulsa -_-

            “Hm.., christ! Aku mau berbicara sesuatu, dan ini penting” Apa sekarang waktu yang tepat? Aku harap, dia bisa menerimaku.

            AUTHOR

            Gadis itu sedikit terusik dengan tangan morgan yang tiba tiba menggenggam erat tangannya, ada rasa tidak enak, rasa malu, dan rasa yang aneh didalam dirinya saat morgan menggenggam kembali tangannya.

            “Aku mencintai-mu, christy! Maaf kalau waktunya tidak tepat, tapi aku bosan menahan perasaanku selama ini! Kau tidak perlu menjawabnya sekarang, dengan aku mengungkapkan perasaanku saja setidaknya aku sudah legah” jelas morgan, christy yang tadinya berkeringat dingin dan merasa tak tenang kini mulai meredam, ia seperti merasakan hal yang sama “Apa ucapan-mu serius?” tanya christy dengan keberaniannya, morgan yang tadinya menunduk kini mulai memandang christy lalu mengangguk “aku tidak pernah bohong akan perasaanku” jawab morgan, christy tersenyum “Maafkan aku…,” “Ya aku tau itu, kau pasti menolakku! Secara aku tidak mungkin bisa mendapatkan wanita istimewa seperti dirimu christy, aku hanya berharap” tampaknya pria itu mulai putus asa, padahal christy saja belum memberi jawaban “aku akan menjawabnya… nanti, bagaimana?” lirih Christy, morgan tersenyum kemudian mengangguk “itu keputusanmu” kata morgan, tak lama pria itu mulai memperdekat jaraknya dengan Christy dan membuat Christy memperlihatkan seluruh lekuk wajahnya dihadapan pria ini…, lagi.

            Morgan terhipnotis dan mulai mendekati wajahnya ke wajah Christy, dalam keadaan seperti ini dia masih mampu menciptakan kebahagiaan untuk seseorang yang disayanginya. Sedetik kemudian bibir morgan sudah mendarat dibibir Christy, pria itu mulai melumat dengan lembut bibir Christy dan membuat gadis itu meletakkan tangannya didada bidang morgan sedangkan tangan kiri morgan meraih dagu Christy untuk memperdekat jaraknya, hingga akhirnya pria itu mulai melumat dengan nafsu bibir Christy dan ikut dibalas oleh Christy sendiri.

**

            “Bitch! Kemana bajingan itu? Apa dia tidak menepatkan janjinya? Argh.., apa apaan ini? Dia mempermainkan ku, rupanya dia ingin mati” tampak ditempat lain seorang pria bule tengah cemas, ia mencemaskan seseorang yang tengah bersama adiknya sekarang. Yang ditakutkannya adalah kalau pria itu mengadu kepada polisi dan akhirnya kabur bersama adiknya, ini benar-benar tidak bisa dipercaya. Bisa-bisanya dia berhianat disaat saat seperti ini, benar-benar membuat nick muak.

            “Kan sudah kubilang, dia tidak bisa dipercaya!” nick menoleh kearah luc,

            DUAR DUAR, tembakan itu tepat mengenai sebuah lampu yang menerangi mereka. Wajah nick benar-benar geram melihat tingkah pria yang bernama morgan itu, menurutnya ini adalah sebuah hina-an.

            “Nick, ini! Aku menemukan ini dirumahmu, aku yakin ini milik morgan!” tampak seorang pria datang dan menyerahkan sebuah ransel, nick memandang aneh ransel itu kemudian mengambilnya secara kasar.

            Nick mulai membuka kasar ransel tersebut, dan terlihat sebuah pistol api dengan peluru yang lengkap, jaket kulit dan topi. Namun tak sengaja ia menemukan sebuah Lencana berbentuk petak dengan tulisan Agent Morgan Oey dan lambang polisi disana, nick menggenggam kuat kartu tersebut.

            “Luc, hubungi Christy! Suruh dia ke markas, SEKARANG!”

**

            MORGAN

            ya Tuhan, dimana. Dimana? Dimana tas ku, ini gawat! Enggak, kau harus tenang morgan. Sekarang kau sudah dapatkan apa yang kau inginkan, kau jangan takut okey. Ini hanya butuh proses, semua sudah kau laksakan, tinggal menunggu ayah menghubungimu dan bilang kalau misi selesai, kau berhasil.

            Oh God, mereka akan membunuhku? Enggak, kau tidak akan mati morgan, kau bisa. Dimana tasku? Disana ada masalah besar kalau saja yang menemukan tasku adalah Christy, atau… nick.

            Argh, bagaimana ini?

            “Morgan, kau sedang apa?” Haah, kau membuatku terkejut Christy.

            “Christy, apa kau melihat tas ranselku disini? Bentuknya petak, isinya banyak, beratnya kira kira 2 kilo gram! Aku menyimpan bajuku, jaketku, dan… dan lainnya! Apa kau melihatnya Christy?” dia menggeleng, Argh gimana ini?

            “Oh iya, tadi luc menghubungiku! Dia bilang aku harus segera ke markas, entahlah aku gak tau mau ngapain! Tapi dia bilang penting, dan aku harus cepat! Apa kau mau menemaniku, morgan?” urusan tas nanti saja, aku mengangguk kemudian menghampirinya.

            Perasaanku mulai tidak enak saat melangkah keluar rumah Christy, apa jangan jangan temannya nick mengambil tasku saat dia datang bersama nick kemarin? Tapi untuk apa dia mengambil tasku? Mereka kan pembunuh, bukan pencuri.

            AUTHOR

            Morgan dan Christy akhirnya pergi menuju markas yang terletak disebelah selatan, mereka mengendarai mobil Blazer silver untuk menuju kesebuah gedung tua yang adalah markas para pembunuh.

            “Astaga, mereka sudah dekat” gumam morgan saat mereka tiba disebuah jalan Boulevard, disana terdapat mobil, truck, para polisi, tentara, dan TNI yang tengah menunggu aba aba dari sang kapten.
            “Siapa morgan?” Tanya Christy yang tak melihat kearah kiri, karena sedari tadi sibuk dengan ponselnya. Morgan tersenyum kemudian menggeleng “Tidak! Ohya Christ, aku minta kau kirimkan gambar kita diloteng tadi, Bisa?” alih morgan saat Christy hendak menoleh ke kiri, gadis itu kembali menoleh kearah morgan kemudian tersenyum dan mengangguk.

            Tak lama mereka sampai dipekarangan gedung tua itu, morgan memandang seluruh gedung ini sudah dikelilingi para anak buah nick yang bersembunyi dengan senapan mereka masing masing.

            “Morgan, ayo!” tegur Christy,

            Morgan mengangguk kemudian memasuki gedung tua tersebut sambil menggandeng Christy, ia dapat merasakan kalau anak buah nick menatapnya dengan tatapan jahat.

            “Nick!” Christy melihat kakaknya yang tengah berbicara dengan anak buahnya, nick menoleh kemudian tersenyum kearah Christy.
            “Hei Christy! Aku sangat merindukanmu, gadis kecilku” kata nick memeluk Christy,

            Tampak tangan nick memegang pistol, ia memandang morgan kemudian mengarahkan pistol itu ke arah morgan.

            “ini milikmu, Agent morgan yang terhormat” Luc mencampakan sebuah ransel kearah morgan, mendengar itu Christy langsung melepaskan pelukannya.
            “Ada apa ini, Nick?” Tanya Christy, nick tidak menjawab. Kini ia mendekat kearah morgan, dan terlihat dua anak buahnya menjaga Christy agar tidak ikut campur.

            “Bajingan, Kecil!” BUG, satu pukulan mendarat diwajah morgan hingga pria itu tersungkur “Nick, Hentikan! Kenapa kau memukulnya?” teriak Christy yang tak terima dengan perlakuan kakaknya kepada morgan.

            “Kau! Kenapa kau membelanya, Hah? Apa kau tidak tau siapa dia sebenarnya? Dia agent, dia mata mata polisi Christy! Dia yang membuat para polisi polisi itu tau keberadaan kita” bentak nick,

            Nick mengangkat tangannya, menandakan kalau ia menyuruh agar morgan dihabisin sekarang juga.

            “Enggak! Kumohon hentikan nick, jangan suruh mereka memukuli morgan” teriak Christy dan air matanya berhasil terjatuh hanya untuk pria yang bernama morgan itu “Kenapa? Kenapa Christy? Kenapa kau menyuruhku menghentikan ini? Apa kau tak tau, selama ini dia hanya mempermainkan kita!” Tanya nick,

            “Karena aku mencintainya, Nick!” Jawab Christy,

            “Aarrghh, Rupanya kau membuat adikku jatuh hati kepadamu! Okey, aku akan menyatukan kalian, tapi setelah aku mati!” Nick kembali menghampiri morgan dan mulai melayangkan kakinya untuk menendang morgan, namun tiba tiba morgan menangkis tendangan nick dan kemudian menarik kaki nick hingga pria itu terjatuh.

            Morgan segera melayangkan satu persatu kakinya ke bagian perut anak buah nick hingga mereka tersungkur, melihat morgan semakin menjadi, Luc dan para temannya mulai menyerang morgan.

            “Berhenti! Atau aku akan membunuhnya” kata morgan mengarahkan pistol kearah nick, mereka semua menghentikan langkahnya “Morgan, Jangan” Christy tak percaya kalau morgan mengarahkan pistol tersebut kearah kakaknya, hatinya begitu sakit saat melihat kakaknya akan dihancurkan.

            “Angkat tangan kalian, tempat ini sudah kami kepung” tampak segerombolan orang berbaju seragam datang dan mengarahkan pistol kearah mereka semua, mendengar itu mereka mulai berhamburan lari.

            DUAR DUAR, sial! Mereka mengenai sebagian anak buah nick hingga sebagian tewas, nick begitu geram. Pria bule itu bangkit dan langsung menghajar morgan hingga morgan tersungkur, lalu nick segera mengambil pistolnya kembali.

            “Kau hebat dalam petarungan, tapi kau kalah dalam perang!” Nick mengarahkan pistol tersebut ke arah morgan “Nick, jangan!” DUAR DUAR, Christy menepis tangan nick hingga Dua peluru tersebut menembus ke kepala anak buah nick.
            “Morgan, aku mohon lari” teriak Christy, morgan yang menyadari itu segera bangkit “Fuck you, Morgan!” tiba tiba luc datang dari belakang dan langsung menyerang morgan, namun dengan cepat morgan mengarahkan pistolnya kearah luc. DUAR DUAR DUAR, beberapa peluru dikeluarkan morgan untuk membunuh Luc.

            “Aargh..” peluru morgan habis, ia mengerang.

            “Minggir kau” pekik nick mendorong Christy hingga gadis itu terjatuh, nick mulai mengarahkan pistolnya kearah morgan “Mati kau, Keparat!” nick menarik pelatuk dari pistol tersebut “Morgan awas!!” teriak Kapten mereka, nick tanda dengan pria itu. Ia segera menembakkan satu peluru itu kearah Kapten kemudian mengarahkan satu peluru lagi kearah morgan,

            DUAR DUAR, satu peluru tepat mengenai dada sang kapten, namun satu lagi tidak mengenai morgan melainkan mengenai bahu seorang yang melindungi morgan.

            “TIDAK, CHRISTY!!” teriak Nick dan Morgan,

            “Thanks…” lirih gadis yang melindungi morgan, dia terjatuh namun dengan segera morgan menangkapnya “Gawat! Jantungnya mulai melemah, panggilkan ambulan, CEPAT” teriak kawanan polisi tersebut yang merubungi sang kapten “AYAH” teriak morgan, ia menangis melihat orang orang yang disayanginya tersungkur akibat ulah nick.

            “Keparat kau! Pertama kau sudah membuh ibuku, dan sekarang kau kembali berulah dengan pelurumu yang membuat aku kehilangan orang yang kusayangi! Aku tidak akan membiarkanmu hidup, Nick!” Morgan mengambil satu peluru yang waktu itu diberikan nick untuknya “Kau yang membunuh ibuku, dan kau yang menyuruhku untuk menghunuskan satu peluru ini kekepala orang yang membunuh ibuku! Kau tau, keinginanmu akan terwujud! Bitch, mati kau” Morgan bangkit dan segera mengarahkan peluru yang baru dipasangnya kearah nick yang masih berdiam diri menatapi adiknya.

            DUAR, peluru itu tepat membuat lubang dijidat nick.

            “Christy……” lirih nick dan terjatuh,

            CHRISTY

            Tuhan selalu benar, tapi manusia-lah yang tidak pernah benar mengerjakan apa yang Tuhan minta. Mereka hanya mampu membalas dengan cara mudah, tidak disuruh mati ataupun tidak disuruh berkorban. Tuhan hanya meminta umatnya untuk tunduk kepadanya, berdoa untuknya bukan malah mengkhianatinya.

            Mungkin itu yang terjadi kepadamu, Nick. Kau tau, aku sangat bahagia bisa mempunyai kakak setampan dan sebaik-mu. Tidak ada yang seperti dirimu dibumi ini nick, tapi disaat kau orang terakhir yang memberiku senyuman itu, kini kau malah pergi. Aku ingin senyuman itu, aku ingin pelukan itu, Nick. Aku membutuhkanmu, tetapi Tuhan melarangku untuk bersamamu.

            Menurut mereka kau orangnya sangat jahat, tetapi menurutku kau termasuk orang yang paling baik dibumi ini nick. Terima kasih karena kau sudah menjadi kakakku, mengisi kekosongan ku dulu, dan menjadikan hari hariku berwarna karena senyumanmu.

             Selamat jalan, Nick.

             “Maafkan aku karena membuatmu kehilangan orang yang paling berharga dibumi ini, Christy” aku menoleh, aku mengenal suara itu. Dia kembali lagi, setelah tadi ia membantu keluarganya untuk memakamkan ayahnya.

             Ya, kita sama-sama kehilangan orang yang kita sayangi.

             “maafkan aku juga morgan, karena aku. Kau juga kehilangan seorang ayah dihidupmu” tepat kemarin malam, ayah morgan menghembuskan nafas terakhirnya karena peluru yang merobek jantungnya tersebut, peluru yang dihunuskan oleh nick.

             “tapi aku tidak akan pernah mau kehilanganmu, Christy”

             Terima kasih Tuhan, berkatmu. Aku sadar akan kehilangan ini, dan berkatmu aku menemukan kembali kebahagiaan-ku.



Dafi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar