Minggu, 27 Desember 2015

Harusnya (Cerpen) ufa

Harusnya ada kamu..
Cast :     Handi Morgan, Christy Saura, Naomi Lang, Lisa Lang.
Genre : Family.
Author: Ufaa.

ini cerpen udah lama banget, sebenernya malu buat posting.. tapi daripada mubazirkan ya, :)

Happy Reading.


Morgan..
Aku terus saja fokus pada satu titik disepanjang jalan, berusaha menyalip semua kendaraan yang melintas didepanku. Aku tau apa yang akan terjadi jika aku kedapatan telat sedetikpun, makanya aku harus menghindari hal itu. Matahari benar-benar terik menyangat hari ini sampai-sampai aku harus mengenakan kacamata hitamku didalam mobil.
Sesampainya aku disuatu tempat, aku menepikan mobilku, lalu perlahan membuka kacamata dan sedikit membenarkan rambut menggunakan jari-jemariku. Aku masih terpaku pada spion kananku.
"Boo.. Ayah kedapatan telat 4menit 36detik" aku tersentak,  kehadiran mereka cukup mengejutkan. Sikecil KaFyta terlihat tengah menunjukan jam tangan merah mudanya kearahku. Secepat itu aku masih juga terlambat? Aku membuka handphoneku 12.30 tepat.
"Tapi dihandphone ayah menunjukan bahwa ayah tepat waktu" elakku, anakku yang besar baru menaiki mobil selang beberapa menit adiknya mengejutkanku.
"Artinya Hp ayah murahan dan jam milikkulah  yang mahal, buang saja hp ayah" timpal si besar Kalyqa. Apa yang baru ia katakan barusan? Handphoneku kan keluaran terbaru lagi pula kalau memang jam yang ia kenakan mahal itupun aku yang belikan, dasar anak-anak.
Mereka itu kedua anak kembarku Kalyqa  Shania Winata dan KaFyta Shaira Winata. Sesampainya dirumah, sikembar kesayanganku langsung naik keatas sedangkan aku tengah menunggu mereka dimeja makan yang sudah penuh dengan masakan buatan MbaNah, sedangkan istriku, hmm.. Ntahlah.
"Sayangnya lagi-lagi bunda gak ikut makan siang bareng kita" keluh Fyta saat mereka baru saja duduk didepanku, Kalyqa yang ada disampingnya pun terlihat ikut menunduk. Sedangkan aku berusaha membuang jauh-jauh segala fikiran negatif dan berusaha membangun kembali semangat anak-anakku. End_


***


Melihat Christy yang baru saja turun tangga dengan mengenakan kemeja rapihnya, anak-anaknya yang tengah sarapanpun menghentikan aktifitasnya sejenak.
"ini weekend nda!" protes Fyta seperti biasa. Sedangkan Morgan masih asik mengoleskan selai kacang pada rotinya.
"Bunda janji pulang lebih awal," katanya, lalu mengecup satu persatu pipi anak kembarnya. "Bunda buru-buru harus kekantor, makan yang banyak ya nak" kata Christy diakhir kalimatnya setelah mendapati anggukan dari kedua anaknya.
"Sarapannya bun" timpal Morgan sambil memberikan dua tumpuk roti kesukaan Christy, Christy yang mendapati itupun hanya menanggapi dengan senyum termanisnya, setelah itu bergegas menjauhi meja makan.
Skip..
Senin kembali datang, tentu saja dengan rentetan kerempongan keluarga Winata yang akan memulai kembali  aktifitasnya.
Sikembar masih betah dikamarnya, Fyta tengah dipakaikan seragam oleh mbak sedangkan Kalyqa masih asik berendam di bathup. Morgan sibuk mencari dasi yang tepat untuk warna bajunya yang kebiruan, karna tadi Christy hanya menyiapkan kemeja dan celananya saja, untuk kali ini minus dasi ntah lupa atau bagaimana. Sedangkan Christynya sendiri sudah berangkat subuh tadi.

"Sepertinya ayah gabisa jemput dan ikut makan siang dengan kalian hari ini, hm kalau memang ayah gak bisa ayah akan hubungi bunda siapa tau pekerjaannya lagi senggang" tutur Morgan masih di dalam mobil saat sudah sampai disekolah anaknya, anak-anaknya yang mendengar penuturan Morgan pun terlihat tersenyum manis, tak biasanya mereka menyukai perubahan jadwal  ayahnya.
"Ga perlu repot-repot yah, kita bisa makan siang sama mbak nah dan dia juga mau jemput nanti, mungkin sekalian mengajak kita jalan-jalan kepasar" jelas Kalyqa sebagai kakak dari adik kembarnya, Morgan benar-benar janggal mendengar penjelasan anaknya. Tapi Morgan membuang jauh fikiran negatif terhadap anak-anaknya. Setelah itu ia pun bergegas meluncur kekantornya.

17.15
Mereka tepat waktu karna sampai rumah sebelum ayahnya pulang, mereka hanya bisa bernafas lega mendapati mbak nah yang sudah mereka ancam akhirnya tak membocori rencana mereka. Kalyqa dan Fytapun segera memasuki kamar, bergegas mandi lalu mengenakan pakaian tidur agar ayahnya tak akan curiga. Mereka kini tengah duduk diatas ranjangnya dan membicarakan apa rencana yang bisa dijalankan besok.


***


Sore ini untuk kesekian kalinya mereka terlihat tengah membidik mengamati wanita yang baru saja memasuki cafetaria duduk tepat di hadapan wanita yang sedari kemarin mereka pantau. Anak-anak ini memasang kuping mereka tajam-tajam untuk mengulik apa yang dibicarakan kedua wanita yang ternyata mereka kenal  dari balik kaca. Dengan seragam sekolah dasar yang masih dikenakan mereka benar-benar lupa waktu, biasanya usai melihat wanita yang mereka panggil bunda mereka langsung pulang karna takut ketauan ayahnya, tapi kali ini wanita yang biasa mereka panggil mama juga ikut berperan.  https://scontent-sin1-1.xx.fbcdn.net/hphotos-xta1/v/t1.0-9/10430415_728687460598048_1201159340953362950_n.jpg?oh=65e54f29a9790cc3b613077d5f30bf30&oe=571D27E6
"Ka.. Kalyqa, lihatlah.. Hujan" usik Fyta sambil menarik-narik tas kakaknya. Kalyqa segera menepis tangan adiknya.
"Diam Fyta, kita harus mengetahui apa yang mama bicarakan kepada bunda" dengus Kalyqa.
"Tapi, bagaimana dengan ayah!" desak Fyta, Kalyqa akhirnya menoleh dan menepuk jidatnya, setelah itu mereka berlari beriringan menuju jalan mencari taksi, cukup sulit untuk menemukan supir taksi yang mau mengantar, karna kebanyakan dari mereka mengira bahwa Kalyqa dan Fyta tak memiliki cukup uang.

Christy..
"Apa kau yakin dia mencintaimu?"."Dia selalu membiarkanmu pulang sendirian menggunakan taksi,"."Padahal jarak kantornya sangat dekat dengan kantormu dan aku tau alasan tepat kau tak memakai mobilmu"
Hampir setahun sudah aku menjadi istri Morgan dan Ntah kenapa belakangan ini omongan wanita itu selalu terngiang dalam benakku,  biasanya aku tak memperdulikan apa yang keluar dari mulutnya. Tapi wanita itu benar, Morgan tak mencintaiku, aku tak pantas menjadi ibunya si kembar dan aku tak pantas menjadi istri Morgan. Bisa dilihat dari dirinya yang tak pernah secara resmi mengajakku ikut makan siang bersama-sama, hanya lewat sms dan jika aku bilang gabisa dia tak membujukku sedikitpun.
Aku mulai membuka handle pintu rumahku, ku harap kedua anakku sudah tidur agar bisa menghindari rentetan pertanyaan yang mereka utarakan. Aku perlahan menaiki satu persatu anak tangga, bergegas pergi kekamar anak-anak terlebih dahulu. Sesampainya aku diambang tangga aku mendapati Morgan yang tengah melipat kedua tangannya didada dan memasang muka masamnya, aku benar-benar merasa bahwa aku adalah remaja putri yang tengah tertangkap basah pulang terlalu larut oleh ayahnya. Tapi, sepertinya ini agak fatal, pasalnya wajah Morgan lebih datar ketimbang biasanya. Aku menyalimi tangannya, bentuk hormatku terhadap suamiku.
"Kenapa gak bisa dihubungi?" pekiknya,
"Hpku mati"
"Mati beneran atau sengaja dimatiin!" desaknya, aku semakin tercekat dan terus menunduk,  aku memang sering mematikan handphoneku dijam istirahat dan pada jam pulang kerja untuk menghindari mereka, tapi kali ini handphoneku beneran mati karena low-bat.
Setelah itu aku memutuskan untuk memasuki kamar sikembar, tapi..
"Oh.. Ini toh kerjaan ibu barunya sikembar, kantornya buka 24 jam ya?" ledeknya, ya dia si Mona ibu kandung dari anak-anak lucu itu, biar lebih jelasnya dia adalah mantan istri Morgan. Mau apa coba manusia itu? Tadi sore sudah merusak hariku dikafe, malam inipun kembali berulah dirumah. Aku mengurungkan niatku untuk memasuki kamar sikembar yang terlihat tengah demam dengan handuk kecil didahi mereka masing-masing, pantas saja Morgan marah. Akhirnya Aku bergegas memasuki kamarku. End_

Morgan menutup pintu kamarnya dan mendapati Christy pun ada disana, Morgan masih memasang wajah tegasnya terhadap istrinya ini. Mereka tak bisa begini terus dengan apa yang selalu mereka pendam dihati masing-masing.
"Bisa hilangkan kebiasaanmu untuk pergi kekantor?" ucap Morgan. Christy menoleh, apa maksudnya ucapan Morgan tadi? Apa itu artinya Morgan menyuruh Christy untuk berhenti bekerja?.
"Tidak." jawab Christy mantap, Morgan tercekat mendapati jawaban istrinya.
"Tapi apa yang kau kerjakan, hanya nongkrong dikafe kan? Padahal kau keluar kantor jam 5. Berarti benar apa yang dikata Mona, kau tak menyayangi  anak-anakku" Morgan.
"Bisa kamu hilangkan kebiasaan burukmu untuk melibatkan mona dalam setiap pertengkaran kita?. Bagaimana bisa aku tak menyayangi anak-anakmu, sudah jelas bahwa kamupun menikahiku bukan karna rasa tapi karna kedekatanku dengan anak-anak" jelas Christy dengan wajah memerah karna marah. Christy yang semula duduk kini sudah sama-sama berdiri dihadapan Morgan.
"Kalau memang iya trus kenapa? Kalau bukan karna anak-anak, aku tak akan pernah menikahimu!!" pekik Morgan, Christy mendadak bungkam, ia tercekat air liurnya sendiri. Christy masih bergeming dengan matanya yang berkaca-kaca, akhirnya dia kalah juga ternyata benar atas apa yang selalu Mona takut-takuti kepada Christy selama ini, bahwa Morgan tak mencintainya.

Morgan..
07.12
Meja makan terlihat sepi mengingat si kembar tengah sakit, karna semalam aku memerahi mereka karna kedapatan pulang malam. Bagaimana keadaan mereka sekarang? Setelah kejadian semalam aku meninggalkan semuanya termaksud mona, kalau Christy mungkin saja jam segini dia sudah berangkat kekantor. Aku bergegas memasuki kamar anak-anak.
Betapa terkejutnya aku melihat Christy yang masih ada dirumah, apalagi sekarang ia tengah mengelap tubuh dikembar dengan handuk air hangatnya, setelah itu memakaian mereka baju. Aku mulai mendekati mereka, anak-anak juga terlihat senang dengan kehadiranku sedangkan Christy sedikit terkejut.
"Hm.. Bunda siap-siap buat ke kantor yah" Christy.
"Loh, katanya hari ini nda meliburkan diri" protes KaFyta. Christy hanya tersenyum lalu mulai berdiri dari ranjang, aku menahan kepergiannya, memegang erat pergelangan tangannya. Tapi dengan cepat ia menepis tanganku. End_
Christy sudah berada dikantor, pada jam makan siang kali ini rasanya tak ada sedikitpun gairah menuju kantin maupun kafe dimana tempat dirinya merenung. Christy  sendirian diruangan ini, tetap duduk pada meja kerja yang sudah tak ada satupun temannya disamping kanan maupun kirinya.
"Hmm.. Hai.." Christy menoleh, ternyata ia tak benar-benar sendirian, Christy hanya bisa membuang pandangan malasnya untuk menatap perempuan satu itu.
"Ada yang ingin aku bacakan, bisa dibilang ini kabar gembira,"."Pengadilan agama JakartaTimur, bahwa saudara atas nama Christy saura,  mengirimkan gugatan kepada suaminya yang bernama Morgan winata.." Tak perlu mendengarkan semuanya, Christy sudah mengerti apa yang sedang Mona pegang, kira-kira itu adalah surat gugatan cerai antara Christy dan Morgan yang bisa saja Mona buat sendiri.
Christy bangkit lalu menghampiri mona, ingin sekali rasanya memampar pipi mulusnya, kalau bisa sekalian merobek mulut busuknya itu. Christy berusaha merebut surat itu Morgan akan salah faham jika mendapati surat palsu tersebut, mona memang terlalu pintar untuk menjadi kambing hitam.
"Diam.. Lepas.. Ini akan sampai ketangan Morgan" Brugg.. Mona mendorong Christy sangat keras, terdengar dari suaranya. Christy langsung saja tak bergeming dari lantai. Mona menatapnya dengan tatapan penuh kemerdekaan.
"Mama!!!" pekik seseorang, Christy yang masih berada disudut ruangan berusaha menoleh kesumber suara. Kini terlihat Morgan yang tengah mencengkram tangan mona sambil mengambil alih surat yang ada ditangannya. Kalyqa dan KaFyta menatap mamanya dengan tatapan penuh kebencian, setelah itu berlari menghampiri Christy.
Mona langsung saja memasuki lift saat melihat ada celah untuk melarikan diri karna Morganpun mulai lengah ketika membaca surat itu. Morgan tak lagi memperdulikan mona, sekarang tatapan tajamnya berpusat pada Christy yang sebenarnya tengah meringis kesakitan. Ia berupaya membalikan badannya meninggalkan mereka.
"A..ayah.. " teriak kedua anaknya saat berupaya membenarkan posisi Christy yang masih dilantai. Morgan tak menoleh sedikitpun.
Kalyqa mengejar ayahnya memukuli bagian tubuh ayahnya berupaya agar ayahnya menoleh. "Ayah tolong bantu bunda," Morgan menghentikan langkahnya karna Kalyqa menggelayuti kaki kanannya sambil terisak, Morgan akhirnya menoleh. Benar saja, sudah begitu banyak bercak darah dilantai tempat Christy tengah tak sadarkan diri dengan KaFyta yang sibuk memeluk bunda tirinya itu.


***


Morgan tengah tertunduk lesu, memikirkan semua yang tengah membuat kepalanya sakit. Surat itu, penjelasan dokter dan anak-anaknya yang terus terisak. Mereka adalah alasan mengapa kepala Morgan ingin meledak. Christy yang baru saja sadar langsung mengamit tangan Morgan yang berada disisi kanan ranjangnya, setelah itu menoleh kearah anak kembarnya yang mulai menghampirinya.
Christy terus saja menatap Morgan yang masih tertunduk dan terlihat malas untuk menatapnya balik, tapi jelas-jelas Morgan membalas genggaman tangan Christy dengan erat.
Setelah itu Morgan yang tak kuasa menahan haru akhirnya memeluk Christy.
"Jika semalam aku mengatakan bahwa  aku tak mencintaimu, semua itu bohong.." Morgan menarik nafas panjangnya.
"Aku teramat sangat mencintaimu, aku hanya tak tau bagaimana cara untuk mengungkapkannya.   kau tak benar-benar serius kan dengan surat itu.." katanya, Christy yang mendengar itu semua hanya bisa membalas genggaman tangan Morgan lebih erat, untuk pertama kalinya ia melihat seorang Morgan Winata meneteskan air mata. Christy kemudian membalas  pelukan Morgan.
"Tiang cengeng. Aku lebih mencintai dirimu dan anak-anak mana mungkin aku menyerah begitu saja," Christy mulai membuka satu tangannya agar anak-anaknya pun ikut berada dalam pelukanya.


***


3 bulan kemudian..
Senyum Christy langsung mengembang setelah mendapati panggilan masuk dari handphonenya, mendengar itu Christy langsung saja membereskan barang-barangnya yang ada dimeja lalu bergegas keluar ruangan dan menaiki lift menuju loby. Setelah pintu lift terbuka senyum Christy semakin mengembang mendapati banyak senyum yang kini menyambutnya.
“bundaa..” kedua malaikat yang masih mengenakan seragam putih merah lengkap dengan gesper maupun dasi itu segera menghampiri Christy dan memeluknya dari samping. Sedangkan pria tegap yang sedari tadi berdiri bersandar pada dinding juga mulai menghampiri mereka. Menyingkirkan tubuh Kalyqa lalu Mengamit tangankiri Christy. Christy yang melihat itu hanya bisa tertawa lalu mulai kembali menarik tangan Kalyqa untuk memegang ujung pajunya di sudut kanan. Setelah itu mereka bergegas pulang untuk sama-sama menikmati makan siang dirumah.


TAMAT.
Nilailah seseorang dari apa yang kamu lihat, bukan apa yang kamu dengar.


Maaf kalo masih banyak yang kurang dari apa yang aku ketik, belum banyak kemajuan dan typo dimana mana. Terima kasih buat semua yang udah setia baca cerita cerita aku J  *kecupmanja.
Ufa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar