Kamis, 01 Mei 2014

Cerpen Kamu Bahagiaku




Kamu Bahagiaku
Cast: -Christy Saura
         - Morgan Winata
Author: ufaaa
Gak usah di ambil ati yee, ini Cuma cerita ko :D
Happy Reading Teman

“kan sudah mamah bilang dari dulu.. jangan nikahi dia, ngeyel si. ujung ujungnya ngerepotin kan !” nasehat wanita paruh baya ini, hm dari logat bicaranya si sepertinya ia tak menyukai istri pilihan putranya
“tapi mahh, morgan cinta sama Christy, morgan juga bahagia hidup bersamanya” elak sang anak dengan tatapan serius ke arah ibunya
“mama bahagia kan kalo Morgan bahagia ? nah sekarang morgan sudah menemukan kebahagian morgan mah, coba kalau dulu morgan mengikuti keinginan mama untuk menikah dengan Jessica anak pak Broto pasti morgan gak akan bahagia mah” jelas seorang morgan winata pewaris tunggal keluarga winata yg kekayaannya tak akan habis 7 turunan
“tapi ... mama tidak suka dengan christy, dia hanyalah wanita penyakitan yg selalu merepotkan mu nak” ucap tante rianty yg kini berbicara membelakangi anaknya dan tetap kekeh untuk tak menyukai menantunya
“mah, please demi morgan anak mama satu satunya, morgan cuma minta untuk mama menyukai christy dan menerimanya sebagai menantu mama” pinta morgan dengan nada halusnya, ya memang begitulah cara morgan untuk meluluhkan hati batu ibunya
“mah ayolah, mulai lah menerima christy yg sudah bertahun tahun menjadi bagian dari keluarga kecil kita” ucap pak winata yg berusaha meyakinkan istrinya
“mah morgan sudah benar benar lelah dengan sikap mama ke christy, liat sekarang mah ia tengah berjuang untuk melahirkan anak ku, cucu mama” jelas morgan, yg memang sekarang mereka tengah berada di depan ruang operasi, karna christy tengah bertarung nyawa untuk melahirkan anak pertamanya
“sudah lah nak, memang mamah mu itu sangat keras kepala. selalu melihat seseorang dari harta... sudah lah nanti juga mamah mu ini akan sadar bahwa christy itu berjiwa malaikat” pak winata kini berusaha menenangkan anak semata wayangnya dan mendukung penuh pada perempuan pilihan putranya
Morgan hanya menarik nafas panjang panjang dan berusaha menenangkan diri dengan tingkah ibunya dan juga terus berdoa untuk keselamatan istrinya.
“pak morgan !” panggil laki laki yg sudah berumur ini bergeming di depan pintu ruang operasi
“eh dok, gimana keadaan istri saya ? ” tanya morgan antusias, dan papanya yg maju beberapa langkah menghampiri morgan, namun lain bagi mamanya
“berhasil, selamat anak anda perempuan” ucap sang dokter berjabat tangan
“alhamdulillah” ucap keduanya
“boleh saya masuk ?”
“silakan,, tapi sebaiknya istri anda di pindahkan dulu ke ruang rawat”
“oh iya iya” kata morgan

***
“sayangggg, makasih anak kita cantik banget, persis bundanya” puji morgan yang menggendong anaknya sambil mencium christy yang baru saja tersadar dari biusannya, christy hanya membalasnya penuh keharuan.
berhari hari sudah christy dirumah sakit setelah melahirkan putri pertamanya yg bernama hAura Aristy Winata.
ia pulang dengan diantar oleh ibu mertua yg super menyebalkan itu
mereka menuju kamarnya yg berada di lantai 2, sedari tadi mama morgan mengikuti mereka dari belakang dan mematung di ambang pintu sambil menatap sinis ke arah christy.
“gan,, aku masih merasa kurang sebagai ibu yang sempurna” kata christy yg menyandar di tempat tidurnya, morgan hanya mengelus rambut indah christy
“kenapa sayang ?” tanya morgan penuh kelembutan
“aku tak bisa menjadi ibu yg seutuhnya, aku tak bisa melahirkan aura dengan tenaga ku” jelas christy yg sudah berkaca kaca sambil menatap ranjang aura
“halah, penyakitan aja mau sok sokan ngelahirin normal,,, pikirin tuh penyakit kamu yang ngerepotin orang !” kata kata pedas kini terlontar dari bibir tipis ibu mertuanya, christy hanya menoleh tersenyum miris ke arah ibu mertuanya dan hampir saja air matanya terjatuh
“mamah! ” tegur morgan yang sangat tak suka dengan perkataan ibunya
“ish, mama pulang” pamit tante rianty yang pulang begitu aja
“sayang jangan dengerin mama ya” ucap morgan berusaha menenangkan istrinya
 “mama kamu bener ko, kerjaan aku emang cuma bisa ngerepotin kamu” ucap christy sambil menatap morgan lekat lekat, morgan pun terus berusaha menenangkan istrinya
“enggak sayang, enggak kamu itu justru penyemangat hidup aku, aku gak tau kalau misalnya aku tak hidup dengan mu”
“seharusnya aku yang berkata seperti itu, kamu penyemangat ku, kamu alasan ku untuk tetap bertahan di sini” christy pun memegang pipi kiri morgan dan mengecupnya
“darah” desis morgan yg melihat bercak darah yg mengalir dari lobang hidung christy, christy yang menyadari itu pun segera meraih tissue yang ada di meja kanannya dan menghapusnya. Hal ini memang sudah biasa bagi christy.

***

minggu minggu telah berlalu, kini aura semakin memperlihatkan kecerdasannya, christy juga hampir setiap 2 minggu sekali semakin sering menjalankan rutinitasnya yaitu kemoterapi *au ah tulisannya*
morgan yang sangat mencintai istri serta anaknya juga tak segan selalu mengajak istri dan anaknya jalan jalan di tengah padatnya jadwal kerja.
kini pagi telah menyambut pasangan harmonis ini dengan hangat, terlihat morgan yang masih dalam mimpi indahnya.
“sayanggg, ayo bangun udah siang, nanti telat loh ngantornya” christy membelai lembut pipi morgan yang masih di ranjang tidurnya
“hoammm, aku males ngantor sayang kalo udah kena libur, rasanya pengen terus libur biar bisa main sama aura dan kamu juga” elak morgan yg masih dalam posisi pwnya yaitu memeluk bulan ,eh bukan itu sih lagu yg bener memeluk guling.
“sayanggg, libur itu ada waktunya, harus kasih contoh yg baik dong sama karyawan kamu”
“yaudah bangun dulu, malu tuh sama aura, aura aja udah bangun” ucap christy yg berusaha membangunkan morgan
“hmm iya deh, yaudah tapi ini dulu” jawab morgan yg meminta 1 kecupan di pipinya, christy yg sudah merasa tak canggung lagi pun langsung mengecupnya.
 “dadah princess dah my little princess muach muach” salam morgan yg hendak berangkat kerja
“hati hati di rumah ya bun, kalo ada apa apa telfon ayah dan jangan lupa minum obat” pesan morgan yg masih di ambang pintu
“iya ayah gantengg, dah ayah”balas christy sambil melambaikan tangan aura ke arah morgan
***
sore telah tiba, entah mengapa kali ini morgan pulang lebih awal, mukanya sedikit terlihat kusut raut wajah gelisah pun kini menggelayutinya.
christy yg sangat jarang melihat wajah morgan yang murung pun segera bertanya
“ada apa ? ada masalah ya di kantor ? ko murung banget ?” tanya christy yang sangat berhati hati menghampiri morgan dan berdiri menggunakan lututnya, berbicara ke morgan yg duduk di pinggir kasur *ngertikan?
“gapapah” jawabnya di selingi senyum
“ga usah nutupin sayang, aku tau kamu lagi punya masalah, kan kita udah janji untuk gak menyembunyikan sesuatu”
“aku belum siap untuk cerita, aku gak mau ini jadi beban untuk kamu” ucap morgan menatap mata christy dalam dalam dan menyentuh lembut pipinya
“aku siap mendengar cerita mu” kata christy
“kalau waktunya sudah tepat, aku akan menceritakan semuanya padamu” jawab morgan mengecup pipi christy yang sekarang ada di hadapannya dan berlalu memasuki kamar mandi, christy hanya menatap kepergian morgan
~~~~
“jadi gimana morgan, apa kamu telah memikirkan apa yang pak broto bilang ?” tanya mama morgan yang kini tengah duduk di sofa ruang tamu rumah morgan
“gak mah, morgan mending hidup miskin! ” jawab morgan yg kini mengacak acak rambutnya, christy yang bingung dan tak tau apa apa pun berinisiatif untuk bertanya
“ada apa si ?” tanya christy dengan polosnya sambil menyediakan teh untuk morgan dan mertuanya
“jadi kamu gak tau ?” tanya balik tante rianty, christy pun hanya menggeleng dan duduk
“oke bagus biar mama yg jelasin, jadi gini pak broto akan mengambil semua harta kekayaan keluarga ini kalau kamu tidak bercerai dengan morgan! jadi kamu tau kan apa yg harus kamu lakuin untuk suami dan anakmu” jelas ibu mertuanya christy yang spontan membuat christy kaget, bagaimana tidak! ia harus merelakan suami yang sangat ia cintai demi kebahagiaan suaminya
“mamah, kan morgan udah bilang, kalo waktunya tepat morgan akan ngomong sama christy” bentak morgan
“gpp ko, yaudah aku ke atas dulu ya” izin christy yang hendak berdiri namun tangan morgan memegang tangan christy berusaha mencegah kepergiannya, christy hanya menoleh dan tersenyum seolah olah menunjukan perasaan yang ia alami saat ini baik baik aja.
“kasian aura, aku ke atas sebentar” ucapnya dan berjalan menaiki tangga, morgan hanya menatap kepergiannya.
“pokoknya morgan akan tetap mempertahankan christy mah, apapun keadaannya!”
setelah lama berdebat dengan mamanya, morgan pun segera menghampiri christy yg sedari tadi tidak menemuinya
“aura sayang, bunda gak siap untuk melepasmu, bunda benar benar bingung saat berada di posisi ini sekarang, besar nanti kamu harus kuat ya gak boleh lemah dan jadi orang yg gak berguna kaya bunda” ucap christy yg lagi mengelus kepala anaknya yang tengah terlelap dengan mata yang berkaca kaca.
morgan yang mendengar itu saat hendak membuka pintu pun nampak sedih mendengar penuturan istrinya tadi.
“bunda” sapa morgan yg membuka pintu dengan senyuman
“iya ayah, kenapa ? laper ya ? hehe bunda belum masak tadi ” jawab christy yg menampakan wajah damai di depan morgan
“yaudah bunda masak dulu deh” dengan sigap morgan menahan kepergian christy, christy yg heran pun segera menoleh ke arah morgan
“gak usah masak, bunda disini aja” tutur morgan yang masih menggenggam tangan christy
“kenapa ? apa ayah gak mau menikmati masakan terakhir bunda ?” ucap christy yang sangat terdengar aneh
“ngomong apa si kamu bun, ayah selalu mau ko makan masakan bunda yang super enak itu, tapi sekarang ayah gak mau liat bunda capek”
“selama bunda masih bisa masak kenapa enggak” jawab christy bergegas keluar
“jangan bandel, ayah hanya ingin yg terbaik untuk bunda” morgan langsung mendekap christy dari belakang, christy hanya tersenyum dan mengelus pipi suaminya itu

***
bulan bulan ini christy begitu putus asa, ia selalu melewati masa masa terpenting bagi kesehatannya yaitu kemoterapi, ia juga tak pernah meminum obatnya lagi, untuk apa ia hidup kalau hanya untuk membebankan suaminya dan membuat suaminya hidup sengsara hanya karna memilih dirinya yg tak berguna.
sistem imunnya sangatlah lemah sekarang, ia mudah terserang penyakit, apalagi ia harus mengurus si kecil aura. sudah berkali kali morgan menyarankan untuk menggunakan jasa baby sitter tapi christy tetap pada pendiriannya yakni mengurus buah cintanya dengan tenaganya sendiri.
“hmm mau makan apa ?” tanyanya yang kini tengah menyendokan nasi
“mau itu , hm ini nih dan yang itu deh” jawab morgan menunjuk ke arah lauk makanan yang dimasak istrinya, christy pun menurutinya dan memberikannya kepada morgan
“makasih cantik” puji morgan dengan senyuman
“loh bunda gak makan ?” tanya morgan, christy pun hanya menggeleng dan senyum
“hm obatnya udah diminum kan nda ?” hm lagi lagi morgan bertanya
“heem” jawab christy sedikit berbohong, padahal setiap harinya satu persatu obatnya selalu dibuang atau ia taruh mementara di saku bajunya.
selesai makan mereka berdua duduk di depan tv yg menonton mereka yg tengah bermesraan *ini si bukan menonton tv, tapi tv menonton.
malam sudah terlalu larut namun 2 insan ini sangatlah lupa akan waktu. mereka tetap menonton tv walaupun jam sudah menunjukan pukul 23.30. indahnya malam benar benar menghipnotisny untuk bermesraan dan lupa akan waktu.
“loh bun ko tangan kamu dingin ?” tanya morgan yg menyentuh tangan christy
“sakit ?” tanya morgan yg kini menyentuh kening christy yg tengah menyandar dibahu morgan
“yah tuh kan ,gitu deh kalo sakit selalu di sembunyiin” gerutu morgan yang hanya melihat istrinya tersenyum
“kita ke kamar aja ya sayang” ajaknya yg langsung menuntun christy berjalan.
“makasi ayah” ucap christy yg sekarang sudah berada diatas ranjangnya.
matahari telah bersinar, sang fajar kini mulai masuk dari celah celah fentilasi kamar christy, sinarnya yang masuk sedikit menghangatkan badannya yg semula dingin.
“pagi sayang, ayo bangun, masih semangat kan buat kerja hari ini” christy terus berupaya untuk membangunkan morgan
“nggh, malessss kamu masih sakit kan bun, ah ayah gak masuk ah hari ini ayah mau jagain bunda aja”
“aku udah sembuh yahh, lagian gak sakit ko, ayo bangun ayahhh” christy terus mengoyak oyak tubuh morgan yang tegah memeluk guling
“hmm ayah bangun tapi ayah gak kerja ya, ayah mau sama bunda hari ini muach” morgan bangkit dari tidurnya lalu mencium christy,
“terserah, sana mandi jelekkk” ledek christy
“iya bawelll”
setelah morgan sekedar membersihkan dirinya di pagi ini, ia segera keluar dari kamar mandi dan memakai bajunya yg sudah ada di atas kasur.
“pagi aura” sapanya yg langsung mengangkat serta mencium aura.
“loh, kamu kenapa ?” tanya morgan yg melihat christy memegangi kepalanya dan terduduk di tepi ranjang.
“sayang kamu kenapa ?” tanya morgan membelai rambut christy
“gapap....”
“uhukk uhukkk” tidak disangka untuk yang sekian kalinya darah merah kini keluar dari mulutnya dan mengotori tangannya
“masyaallah bunda” dengan cepat morgan menaruh aura dan membasuh bibir serta tangan christy dengan tissue.
“bun apa yg sakit ? akhir akhir ini kamu sering jatuh sakit, aku semakin khawatir dengan keadaan mu, please kalo kamu gak enak badan sekecil apa pun kamu harus bilang sama aku. ya bunda ya” mohon morgan yang benar benar takut akan kehilangan christy
“iya ayah, makasi ya atas semua perhatian kamu” ucap christy yg kini bersandar di dada bidang morgan
Siang ini mereka lewati dengan bersendah gurau, ya memang kali ini tak mereka isi dengan kegiatan rutinnya yakni jalan jalan. Kali ini mereka hanya menghabiskan waktu bermain dengan aura di kamar.
"Hmm tadi mama ku telfon, katanya kita disuruh kesana sore nanti, tapi aku khawatir dengan keadaan mu jadi ku putuskan untuk menundanya "ucap morgan mengawali pembicaraan, christy yang tengah menggoda aura dengan barney barney kecilnya pun menoleh menatap morgan
"Kenapa? Aku baik baik saja, kenapa kamu selalu menganggap ku sakit?" Tanya christy yang terdiam
"Bukan begitu sayang, aku hanya khawatir karna semalam kamu demam, aku hanya tak ingin kamu kenapa napa, karna Aku amat sangat menyayangimu"jelas morgan yang mengelus rambut indah christy
"Sudahlah" tepis christy yang kini langsung beranjak dari tempat tidur dan bergegas keluar, morgan hanya menatapnya segera menggendong aura dan mengejarnya
Ternyata christy menuju dapur, kali ini ia tak ingin memasak lauk dan sepertinya ia akan membuat sesuatu
"Untuk apa ini?" Tanya morgan yang sudah ada di meja tempat christy mengumpulkan barang barangnya
"Untuk mama papa mu, nanti sore kita kesana" jawab christy yang masih sibuk dengan adonannya
"Jiwa mu memang seperti malaikat bun, aku hanya tak ingin menyakiti hatimu.. Aku tau mama ku pasti kasar dengan mu dan mama pasti akan membicarakan tentang perceraian itu,, tuhannn apa aku harus mencegahnya?" Batin morgan kini berbicara
"Hm chris, lebih baik kita gak usah kesana, aku hanya tak ingin melihat mu disakiti" morgan pun angkat bicara
"Aku Gapapa" jawabnya dengan senyuman Termanisnya, tuhann dia selalu saja membuat hati morgan luluh dan tak bisa mengelaknya
***
Sore pun tiba, dengan langkah yang sangat merisaukan kini mereka pun telah berada di depan pintu rumah mewah. Dengan penuh keyakinan kini morgan memencet bel
"Assalammuallaikum" teriak mereka
"Wass" jawab seseorang yg masih berada di balik pintu
"Auraaaa, cucu omaa iss makin cantik aja" ucap tante ryanti yang mengambil alih menggendong aura
"Kita gak disuruh masuk mah" dengus morgan yg masih di ambang pintu
"Ohh yaya ayo morgan cepat lah kau segera masuk" jawabnya menoleh sebentar, tanpa menyebutkan nama christy
Sekarang mereka tengah berada di ruang keluarga, sedari tadi christy ragu untuk memberiakan kue yang ia buat tadi ke ibu mertuanya
"Hm ini mah tadi christy buatin kue ini" dengan ragu ia memberikan kue bolu ketan item yg di buatnya menyerupai cup cake tadi
"Mama gak suka kue kampung" jawab tante ryanti tanpa menoleh ke arah christy, raut wajah christy langsung berubah sedikit kecewa morgan segera menoleh namun christy tetap saja tersenyum
"Aaa ini kue kesukaan papa, jadi mending buat papa aja wahh pasti enak nih" ucap papany morgan berusaha mencairkan suasana, senyum lebar pun langsung terukir di wajah cantik christy
"Gan gimana? Pak broto sudah berbicara kan sama kamu tentang pernikahan mu?" Tanya tante ryanti yang masih sibuk dengan aura, dengan cepat christy segera menoleh ke arah morgan dengan tatapan penuh rasa ingin tau
"Maaa! Bisa gak sih gak ngomongin itu, morgan akan tetap mempertahankannya" bentak morgan
" Tapi kita akan jatuh miskin, bukan hanya kamu tapi mama dan papa, jadi apa kamu masih ingin mempertahankan dia" ucap ibu mertua christy sambil menatap sinis ke arah christy
"Hmm maaf aku kebelakang dulu ya"pamitnya, morgan yg ingin mengajar christy pun di hadang oleh ibunya
Diperjalanan menuju belakang christy terus saja mengibaskan angin ke depan matanya menggunakan tangannya berupanya menahan air matanya agar tidak tumpah
"Ayoo christy kuat, kuat, kuat, gak boleh lemah.. Kamu juga harus merelakan suami mu demi melihatnya tak hidup menderita" christy terus saja bermotivasi dalam hatinya sendiri agar bisa menerima kenyataan dan tegar
tanpa ia sadari ternyata sedari tadi morgan memperhatikannya, memperhatikan gerak geriknya yang selalu saja menghapus air matanya bilamana air mata itu berjatuhan, biar bagaimana pun ia menutupi kesedihannya tapi tetap saja selalu terbongkar, christy bukan tipe orang yg pandai menyembunyikan perasaannya.
"sayanggg" morgan segera berjongkok di bawah christy yang tengah terduduk dimeja makan, christy menoleh ia kaget melihat morgan seakan tunduk padanya, ia memberi aba aba agar morgan kembali berdiri namun morgan mengelaknya
"jangan sedih lagi ya, aku akan tetap sama kamu sama aura apapun keadaannya. tenang aja ya anggap aja mama tak pernah berkata seperti ini, kamu itu perempuan paling hebat, kamu kuat jadi jangan nangis yah sekeras kerasnya batu ia pasti akan berubah bentuk bilamana air terjun yang indah terjun bebas di atas batu yang sangat keras, jadi kamu harus sabar ya.. aku yakin mama akan berubah" jelas morgan yg terus menghapus air mata christy yg terus saja mengalir deras
"tap... tapi aku gak yakin, sudah lebih dari 2 tahun aku selalu berdoa dan menunggu keajaiban datang namun hasilnya nihil. aku sudah rela melihatmu bahagia dengan perempuan lain, gannn tolong ceraikan aku secepatnya hidupku pun tak akan lama lagi bila kamu memilih ku kamu akan menyesal seumur hidup mu, fikirkan orang tua mu" ucap christy tanpa menatap wajah morgan, tak mungkin baginya untuk menatap wajah morgan dan berbicara seperti itu, itu hal yang tak mudah bagi dirinya.
"kamu ini ngomong apa, kamu tetep sama aku sama aura juga.. aku yakin kita akan bahagia apapun keadaannya, masalah itu aku bisa ngomong baik baik sama mama ku.. tenang aja ya kamu gak usah fikirin masalah ini, cukup aku aja. kamu fikirin aja bahwa nanti kamu akan sembuh dan bisa sama aku selamanya" morgan pun memeluk christy, christy pun membalas pelukannya, bagaimana christy mau sembuh apalagi ia selalu membuang semua obatnya.
"morgannnnnn" panggil tante ryanti sedikit berteriak
"hmm sayang kamu tunggu disini dulu yah, jangan dengerin apa kata mama oke.." christy pun mengangguk
"morgannn,, kamu benar benar alasanku untuk masih bisa bertahan disini, tapi aku gak yakin untuk melewati penyakitku ini.. aku hanya tak ingin membuat mu semakin mengkhawatirkan ku, karna hidup ku ini tak akan lama lagi.. aku tau kamu akan sakit bukan hanya kamu tapi aura juga, morgannn apapun keadaan mu aku akan selalu cinta kamu" christy berbicara dalam hati, air matanya semakin melumer, ia tak ada sedikitpun fikiran optimis untuk sembuh christy benar benar sudah putus asa.

***
"bagaimana pak masalah morgan dan anak bapak jessica?" percakapan tante ryanti yg ssedari tadi mondar mandir di tepi kolam renang
".........."
"terus saja di desak, morgan akan nurut dan segera menikahi jessica"
".........."
"apa pun caranya pasti saya dukung, saya sudah muak dengan istrinya yang sok manis itu"
".........."
"oke,, oke saya juga disini akan terus mendesaknya"
".........."
"tapi apa?"
".........."
"APAAAAAA? jessica sudah ingin  tunangan, ko bisa? trus perjanjian kita? gak gak gak mungkin" tante ryanty yang shock dan tak terima pun tanpa ia sadari tersandung rerumputan dan
aaaaaa BYURRRRRR *mampus lo *ketawa iblis
"mamah!" gumam christy yang ternyata sedari tadi sempat sedikit mendengar percakapan telfon mertuanya, dengan sisa tenaga christy pun segera menyeburkan diri berusaha menolong ibu mertuanya yang kata orang gak bisa berenang hhaaha *jadi siapa yg kampungan?
"too..longgggg morgannn,,, papah tolongg"christy terus saja berteriak di tepi dan menyanggah tubuh ibu mertuanya karna ia tak kuat membawa tante ryanti ke daratan.
"yaampun christy mamah" pekik morgan, pak winata pun segera menarik istrinya dan morgan membantu christy naik

setelah sampai di kamar orang tuanya tante ryanti tetap tak sadarkan diri, christy masih duduk di sofa kamar mertuanya. tubuhnya dibalut selimut tebal, sangat tebal. morgan pun sibuk menghangatkan badannya dengan cara memeluknya atau menggosok gosok bagian belakang tubuh christy, christy kedinginan, badannya panas dan mulai melemah.
setiap kali darah segar mengalir dari hidungnya christy segera menyekanya dan menyembunyikannya
"uhukk,, uhuk,, uhukk" christy batuk batuk dan lagi lagi ditangannya ada bercak darah, dari hidungnya pun terus mengalir
"ya allah christy" morgan kaget melihat selimutnya kini penuh darah merah
"akk.. aku gak papa" christy segera menghapusnya berulang ulang namun nihil darah itu terus mengalir
"gan bawa christy kerumah sakit, biar mama papa yang urus" perintah pak winata
"heyy dasarr kamu wanita tak berguna, bisanya bikin susah orang saja" kata kata pedas kini keluar dari mulut ibu mertuanya yang baru saja sadar dari pingsan.
christy terus saja menangis mendengar penuturan ibu mertuanya sambil terus di bantu morgan berjalan, ia terus saja menangis sambil sibuk menyeka darahnya.
mereka bergegas menuju rumah sakit terdekat, dengan fikiran kacau dan rada gusar kini menghantui morgan, bagaimana tidak. sekarang christy sudah tak sadarkan diri di dekapannya dengan darah yang terus saja mengalir sehingga mengotori baju morgan.. sepertinya keadaan christy semakin memburuk
"sabar ya sayang.. kamu harus kuat, kamu harus terus bernafas untuk aku" kini morgan terus saja memeluk christy dengan badan yang masih bergetar saking paniknya.
setelah sampai rumah sakit, tanpa fikir panjang kini morgan menggendong christy, lalu dengan cepat christy ditangani di ICU.
"huftt, ya tuhannn.. selamatkanlah istri hamba jangan biarkan ia pergi. kuatkan lah ia untuk menjalani semua ini dan cintailah hidupnya agar ia tetap bisa berada disini, di dunia ini" dengan rasa gundah kini morgan menunggu christy di depan ruang Icu dengan ditemani pak anwar supir dirumah orang tuanya.
----
"mah apa mama sebenci itu dengan christy? apa salahnya" tanya om winata yang kini berbicara 4 mata dengan istrinya
"jelas dia salah, dia telah hadir di keluarga kita,, ia selalu membuat mama malu di depan teman-teman mama dan selalu membuat mama jengkel sampai naik darah" tutur tante ryanti yang terbilang sangat menyebalkan
"mama tau siapa yang menyelamatkan mama tadi?" tanya om winata
"yang jelas bukan si kampung itu" ucap tante ryanti yang begitu merendahkan christy
----
"apa separah itu dok penyakitnya sekarang" tanya morgan yg kini tengah berada di ruangan dokter
"ya, harapannya tinggal beberapa persen lagi, saya yakin ia tak pernah meminum obatnya dan ia pun tak pernah kemo kesini, apa anda mengetahuinya?" jelas pak dokter
"saya benar benar tak tau, sebodoh inikah saya yang selalu kecolongan di momen berharganya? tapi saya selalu menyiapkan obat untuknya dan menyuruhnya untuk diminum, setelah saya pulang obat itu selalu habis jadi saya fikir ia meminumnya" ucap morgan yg kini terlihat semakin gusar
" bila ia memang meminum obatnya kenapa sistem imunnya selalu menurun, anda kurang memperhatikannya pak. sebaiknya sekarang anda harus berserah diri kepada yg maha kuasa" mendengar penuturan dokter itu pun langsung membuat morgan melemas. separah itukah penyakit christy? dan sekecil itu kah harapan hidupnya?
tanpa pamit kini morgan keluar dari ruangan dokter, sangat terlihat tidak sopan memang.
"apa kamu masih meminum obat obatnya?" tanya morgan yang terlalu to the point kepada christy yang baru saja tersadar dari pingsannya, christy sangatlah shock mendengar penuturan morgan tadi ia bingung akan menjawab apa, ia merasa bahwa sekarang morgan teramat sangat memarahinya.
"jawab chris.. jawabbbb" omel morgan, sebenarnya morgan tak berniat untuk membentak christy namun fikirannya sudah terlanjur kacau saat mendengar ucapan dokter tadi, ia hanya kecewa dengan tindakan christy yang seharusnya tak ia lakukan karna ini juga akan membahayakan keselamatan christy.
"m..a..af, maa..afin bunda, bunda salah" cuma kata kata itu yang bisa christy lontarkan sedari tadi dengan air mata sambil terus memegangi baju morgan berupaya agar morgan tak pergi
"kenapa si? kenapa? bunda gak tau kan gimana rasanya jadi ayah? bunda gak tau kan ayah selalu mengorbankan semuannya demi kesembuhan bunda, kenapa si bunda gak pernah mau sedikitpun untuk sembuh?" tanya morgan yg kini mengacak acak rambutnya dan keluar ruangan meninggalkan christy sendirian di dalam penyesalannya, padahal christy yang sakit tapi kenapa morgan yang begitu stres?
Christy
kamu pantes gan untuk marah sama aku, aku memang orang yang tak tau diri.. tapi di saat seperti ini aku benar benar down buat meminum berbutir butir obat yang tentunya tak akan memperpanjang umur ku.
aku.. aku semakin sakit bila terus meminum obat itu, aku bukan sakit karna penyakit ku, tapi hati aku sakit bila mana aku harus ketergantungan pada obat dan beroptimis untuk sembuh, padahal? itu yang membuat ku semakin sakit, apalagi bila menatap senyum teduh dari wajah mu dan aura, seakan aku ingin marah kepada tuhan karna telah mengirimkan penyakit ini kepada ku. tapi apa daya semua itu harus ku buang jauh jauh bila sedang bersama mu, aku terus saja berandai andai untuk mempunyai banyak anak, memilih sekolah sekolah untuk anak anak kita nanti, menabung untuk masa depan mereka, memberikan mereka yang terbaik, melihat mereka hidup bahagia bersama keluarga keluarga kecil mereka nanti. tapi semua itu tak mungkin, aku sudah menyerah ntah apa yang membuatku menyerah.
kamu gan.. kamu adalah orang yang menjadi alasan mengapa aku masih ada di sini dibumi ini, tapi.. bila kamu sedang marah dengan ku seakan semangat hidup ku hilang ya seperti sekarang ini.
End Christy
Embun di pagi buta
Menebarkan bau asa
Detik demi detik ku hitung
Inikah saat ku pergi
Oh Tuhan ku cinta dia
Berikanlah aku hidup
Takkan ku sakiti dia
Hukum aku bila terjadi
ternyata morgan tengah duduk di kursi taman sendirian, kini rasa bersalah pun menghantuinya, tapi ia kecewa dengan tindakan bodoh christy, ia cuma tak bisa membayangkan bila suatu saat nanti christy akan....
"christy kritis? iya iya morgan akan kedalam" sepenggal percakapan antara morgan dan papahnya
morgan langsung berlari ke arah ruang rawat christy, kini ia terus saja merasa bersalah. pasalnya di saat seperti ini ia harus merawat christy dan terus memberinya support, bukan malah membuat christy semakin drop.
"mah pah gimana christy? tanya morgan
"papa gak tau, pas papa datang dokter dokter sudah pada berlarian menuju ruangan christy, kata salah satu suster christy kritis dan drop" jelas papa, mamanya sedari tadi hanya diam sambil menggendong aura, morgan pun langsung melihat ke jendela ruangan christy, kini ia menyelidik dari sedikit lubang yang tak tertutup hordeng, ia melihat dokter yg tengah sibuk dengan alat alatnya, morgan yg tak kuat melihat itu pun segera kembali duduk diruang tunggu sambil menggendong aura yang tengah asik menatap wajah sendunya.
morgan terus saja berdoa dan berusaha tegar
"ayy...yah" gumam aura sambil tersenyum dan terus mengulangi kata kata itu, morgan yang tengah sedikit memejamkan matanya itu pun mendadak terkejut dan tersenyum gembira
"ya allah aura, kamu udah bisa bicara nak? alhamdulillah" ucap morgan yg kini menciumi pipi anaknya yg umurnya bisa dibilang sekitar 8bulan
"ya allah aura, kamu hebat sayang akhirnya kamu bisa memanggil ayah mu, kamu memang hebat" gumam papa morgan, ibunya pun hanya tersenyum gembira, disaat mereka tengah gembira kini dokter keluar dari ruangan christy.
  setelah lama dokter menjelaskan keadaan christy yg sebenarnya, kini mereka segera memasuki ruang rawat christy, yg didalammnya kini telah terlihat christy yg tengah terkapar tak sadarkan diri.. harapannya memang tinggal beberapa persen lagi tapi mereka sudah menyerahkan semuannya kepada tuhan.
morgan kini duduk di samping ranjang christy yg penuh dengan barang barang serta alat alat rumah sakit, morgan juga terus saja menggendong aura yg sudah mulai tak bisa diam dan mulai petakilan.
"n..daaa, nda, nda, nda" ucap aura yg kini menarik narik sprei ranjang christy, ia terus saja memainkan nama bundanya walaupun masih terbilang tak jelas namun dia sangat mengerti yg ada di hadapannya sekarang adalah bundanya.
"sayanggg, aku harap kamu masih bisa bertahan. kamu strong christy kamu harus tetap sama aku dan aura, lihat anak kita.. aura sudah pintar sayang ini semua berkat kamu yg selalu mengajaknya bicara.. bangun yah coba deh denger aura udah bisa panggil kamu bunda, angan angan kamu dulu sudah tercapai sayang, dulu kamu selalu menghapkan kamu dipanggil bunda kan sama anak yg terlahir dalam rahim kamu, sekarang semuanya sudah terwujud jadi cepet bangun ya sayang" morgan terus saja mengelus elus rambut christy dengan satu dua tetesan air mata

*keesokan harinya
kini mereka masih setia menunggu christy sadar, sampai petang begini pun christy tak menunjukan tanda tanda dirinya akan sadar. ia tetap saja terbujur di ranjang rumah sakit tanpa bergeser sedikitpun
morgan pun kini rasa khawatirnya semakin memuncak.

sekitar jam 19.00 kini jari jemari christy mulai bergerak, morgan yg sedari tadi memperhatikan christy pun tersadar dan segera menghampirinya, mata christy kini sudah terbuka sepenuhnya ia segera mencari sosok suami dan anaknnya yg ternyata ada di samping kanannya.
"sayang alhamdulillah" puji syukur kini morgan ucapkan setelah melihat christy yg kini memperlihatkan senyuman indahnya
"apa ayah masih marah?" tanyannya yg kini menatap sendu wajah morgan, morgan pun tersenyum
"maafin bunda ya yah, tindakan bunda memang teramat sangat bodoh, tapi tuhan punya jalannya sendiri yah kalo sampe bunda..." morgan segera memotong pembicaraan christy
"bun bun aura sekarang udah bisa ngomong Nda loh" ucap morgan yg kini wajahnnya berseri seri, christy menyeritkan ailissnya
"nanti juga dia ngomong" ucap morgan

sekarang aura tengah berada di dekapan christy, aura bobok di dadanya christy, christy pun menghangatkan aura seakan ia tak ingin pergi.. air matanya menetes setiap melihat wajah polos aura yg kini sedang tidur sambil memasukan jari manisnya ke dalam mulutnya apalagi mengingat penyakitnya.
"maafin aku ya, maafin aku, maafff banget" christy kini menggenggam tangan kanan morgan dan menggenggammnya sangat erat
"aku selalu maafin kamu, kamu kenapa si sayang?" tanya morgan yg heran dengan tingkah christy
"christy maafin mama ya" ucap tante ryanti yg baru saja memasuki ruangan christy sambil memeluk christy namun christy hanya tersenyum, morgan pun hanya menatap aneh ibunya itu.

christy sedari tadi menatap wajah morgan dan memegangi tangannya, menggenggam tangan morgan begitu erat,, sekilas ia menatap wajah aura yg kini ada di sampingnya, mengecup lembut pipi anaknya..
"aku percaya sama kamu, jaga anak kita baik baik ya sayang.. tuhan punya rencana lain untuk membahagiakan mu, kamu pasti bisa mendapatkan yg lebih dari aku, titip salam ku pada aura.. besar nanti ia akan tau bahwa aku teramat sangat mencintainya juga kamu" wajah christy terus saja tersenyum saat itu, ntah lah mungkin ia memang sedang bahagia, morgan segera berdiri dan memeluk tubuh christy
"kamu ngomong apa? kita akan bersama sama terus untuk membesarkan aura,, kamu gak boleh kemana mana saaaa..."
"chrisss... christy.. sayang bangun"' morgan pun kaget karna saat ia akan mengecup bibir christy kini ia melihat mata christy sudah terpejam
"Doookkkkkk... DOKTERRRRR" teriak morgan histeris
dokterpun segera masuk dan mengecek keadaan christy.

"innalillahi wa innaillahirojiun" ucap sang dokter, sekarang semua tampak melemas, lemas selemas lemasnnya. bahkan morgan yg kini menimang aura pun berjalan dengan sangat gontai
"sayangggggg bangunnnnnnn"
"bunda kenapa kamu pergi begitu cepat? tuhan memang tak adil mengambil mu yg teramat sangat ku cinta dari sisi ku, bundaaa maafkan aku telah menjadi suami bodoh yg tak bisa merawat mu dengan baik, bundaaa andai aku tau tadi waktu terakhir mu izinkan aku 1 jam saja untuk menikmati indahnya hidup bersama mu, bundaaa selamat jalan aku akan merawat anak kita aura" ucap morgan yg terus saja menangis

Tamat
mungkin ini akhir dari segala cobaan ,dimana keajaiban yg datang tiba tiba untuk mengetuk pintu hati ibunya morgan .
kita harus percaya akan datangnya keajaiban ,karna di setiap masalah akan timbul keajaiban keajaiban dari tuhan .
seperti sekarang ini !,tante ryanti yang membenci christy kini dengan mengejutkan malah meminta maaf ke christy ,entah apa yg tuhan lakukan kpada diri tante ryanti ?

kita hanya harus bisa menahan semua cobaan itu dengan senyuman ,untuk menggapai keajaiban yg lebih dari membuat kita mengukirkan senyum indah .
Sabar itulah kuncinya

Tuhan punya cara lain untuk membahagiakan kita :D
thanx buat yg udah mau ngeluangin waktu berharganya buat baca cerpen ga jelas ku ini hihi
salam cinta dari Ufa
@ZulfaSagita


Tidak ada komentar:

Posting Komentar