Minggu, 14 Desember 2014

For My Life, Christy. (Cerpen)





Jika itu yang terbaik aku akan melakukannya. Kamu benar, gak seharusnya aku selalu ada dipikiranmu, menjadi beban pikiranmu. Aku hanya ingin kamu tau dan aku hanya ingin kamu merasakan apa yang kurasakan sekarang. Aku sakit… aku sakit kalau terus terusan dibawah pengawasanmu, aku ingin bebas aku ingin terbang tanpa ada lagi peraturan darimu.
“Cinta menyakitkan ya?” aku menoleh dan menatap mata itu, tak ada senyuman yang terukir dibibirnya “kalau tidak sakit itu bukan cinta” ketusnya dan kembali menatap depan.

Perkenalkan, aku Christy Saura Noela Unu. Seorang istri dari pengusaha kaya. Aku sedang bersama suamiku sekarang Handi Morgan Winata, dia suamiku. Usia pernikahan kami memang belum cukup untuk dihitung bulan, kami baru menikah seminggu yang lalu. Usiaku sudah 24 tahun, sama seperti morgan. Kita hanya beda beberapa bulan saja. Kami pacaran udah tiga tahun lamanya, aku sama morgan memang saling mencintai, gak ada paksaan dari kami tapi aku aneh. Semenjak pernikahan itu dimulai sifat morgan yang romantis itu seketika hilang, dia berubah menjadi laki laki yang jutek cuek, aku sendiri gak tau kenapa dia bisa menjadi seperti ini.
Aku dan morgan sedang berada diparis, menikmati bulan madu kami. Dia yang memilih negara ini, ya dia memang tau betul apa yang kusuka. Tapi… pecuma saja kalau dia mengajakku keparis, aku seperti pergi sendiri kenegara ini, seperti gak ada seseorang yang menemaniku.
“ngapain disitu terus?” tanyanya dari dalam, ya aku sedang berada dibalkon. Aku tersenyum memandang menara eifel yang terlihat jelas dari balkon apartemen kami. Aku menoleh kedia, dianya aja gak peduli, kenapa harus nanya?
“bandel banget sih” akhirnya dia menjemputku dan menarikku untuk masuk kedalam kamar,aku tersenyum melihat wajah kesalnya itu. Dia selalu seperti ini kalau aku tak mau mendengarkannya, kadang dia marah, ngebentakku dan anehnya, setelah dia melimpahkan semua kekasarannya itu dia langsung memelukku.
“ish, lagian kenapa sih? Apa aku tidak boleh menatap keindahan paris dimalam hari?” tanyaku, dia mengacuhkan pertanyaanku dan kembali berbaring diranjang. Aku menyerah dan ikut berbaring disebelahnya, tiba tiba dia menarik tanganku dan mulai membaringkan kepalaku diatas dadanya yang bidang lalu memelukku dengan lembut.

Warna dilangit sudah berubah menjadi terang, aku memang sudah bangun dari jam enam pagi tadi tapi kulihat morgan tak kunjung bangun dari tidurnya, ah yasudahlah. Aku mulai melangkahkan kakiku menuju kamar, ya sedari tadi aku memang sedang berada didapur. Aku membawakan nampah berisi segelas susu dan tentunya beberapa lembar roti yang sudah dioleskan selai kacang, aku meletakkan nampah ini diatas almari kecil disamping ranjang kemudian beranjak untuk membangunkan suamiku. Aku tersenyum melihatnya yang begitu damai saat tertidur, aku mencium pipinya.
“gan… hei bangun, kamu gak malu apa sama matahari yang sudah meninggi itu?” aku mulai membangunkannya dengan lembut, terlihat dia menggeliat dan mengganti posisi kepalanya yang kini ada dipahaku “tutup gorden jendelanya christ, cahayanya mengangguku tidur” suruhnya yang sudah menenggelamkan kepalanya diperutku yang datar ini, aku tersenyum dan membelai rambutnya.
“bangun deh gan” aku mulai mengangkat lembut kepalanya, dan terlihat matanya yang masih terpejam saat sudah dihadapanku.
“mandi dulu sana” dia mencium pipi kiriku kemudian bergerak kekamar mandi,selang beberapa menit terlihat dia sudah keluar dari kamar mandi dan hanya mengenakan celana boxer tanpa baju, nih orang pagi pagi udah ngasih pemandangan aja.
“aku ada pertemuan sama klien nanti siang christ” katanya lalu meminum susu itu, aku menatapnya sedih “disinikan kita untuk berbulan madu, bukan untuk pekerjaan kamu, seharusnya kamu luangkan waktu buat aku, bukan buat klien kamu” lirihku, pasti deh dia marah kalau udah lihat yang seperti ini. Dia menoleh danmenatapku, kan benar lihat aja tuh wajah garang banget.
“iya iya… yaudah kamu pergi sana, aku mau jalan jalan” aku sudah memotongnya saat ia ingin berbicara, susah kalau udah mendengar dia marah, ujung ujungnya aku juga yang salah.
“pergi jalan jalan? Sama siapa?” tanyanya saat aku sudah bangkit
“sama suami baru… mungkin” jawabku datar dan kemudian melenggang pergi ninggalin dia.
POV OFF

Christy mulai mempersiapkan keperluan morgan yang hendak bertemu klien tersebut, dia masih sibuk dengan dasi morgan sekarang.
“aku minta kamu dirumah saja, aku gak mau lihat kamu keluar dari apartemen” christy yang sibuk membenarkan dasi morgan mendadak menatap morgan
“maksud kamu apaan sih? Kamu nyuruh aku diam disini seperti orang bodoh, iya?!” tanya christy yang kesal menatap suaminya itu, morgan langsung mengambil tas dan berkas berkasnya kemudian melenggang pergi “gan… morgan” teriak christy, tapi sepertinya teriakannya tak dihiraukan sama morgan.
“kenapa selalu aku yang mengalah?” christy terus bertanya tanya, dia terdiam diatas sofa putih itu dan menyalakan tivi “bosan tau gak!” kesalnya dan mematikan tivi tersebut kemudian mengambil tas kecilnya dan pergi keluar. Christy memang keras kepala, bahkan sangat keras kepala. Sebenarnya sama sih sama si morgan, sama sama keras kepala jadi susah untuk disatukan seperti ini. Mereka memang baru menikah, morgan melamar christy dijepang sebulan lalu saat mereka tengah liburan bersama keluarga masing masing. Keduanya memang saling mencinta, jadi tak aneh kalau melihat mereka kadang romantis dan terkadang tidak.
Morgan sedang berada disuatu pusat perbelanjaan diparis, ia tersenyum melihat satu gaun yang sangat anggun dan sangat cantik kalau yang memakai istrinya, morgan mulai menghampiri gaunitu kemudian membelinya.
“aku yakin, kamu pasti sangat menyukai ini” batin morgan dan segera berlalu dari sana dengan membawa kotak segi empat yang dibungkus kertas kado berwarna ungu.

Morgan mulai memasuki perkarangan gedung apartemen, sepanjang koridor itu dia terus mengumbar senyumannya dan sesampainya dia didepan pintu apartemennya.
“Christ, sayang aku pulang” teriaknya, ia melihat apartemen ini kosong. Seper titak ada manusia didalam apartemen ini. Padahal tadi dia meminta christy untuk menunggunya diapartemen ini, namun sepertinya christy malah acuh terhadap perintah morgan.

Christy mulai mengitari kotaparis dengan senyuman yang tak pernah luntur dibibirnya itu, dan akhirnya dia menemukan satu danau yang sangat indah menurutnya, dia mengampiri danau itu dan mulai terduduk dikursi panjang berwarna putih tersebut. Ini hari yang sangat menyenangkan menurutnya, dia berkeliling kota paris dengan menggunakan taksi dan berakhir didanau ini, sudah lama dia disini sampai sampai dia lupa dengan keadaan rumah sekarang. Waktu sudah menunjukan pukul 18.01 sekarang, dia menoleh kearah arlojinya dan tentu saja dia terkejut melihat waktu sudah secepat itu, padahal ia baru saja menapakkan kakinya dipinggir danau ini, Fikirnya.
dengan terburu buru christy mulai menyetop taksi menuju apartemennya, sekarang yang ada difikirannya hanyalah Morgan, pasti morgan sangat marah saat tau perintahnya tadi diacuhkan begitu saja sama christy.
“aduh, gimana nih? Bisa bisa morgan mengusirku dari apartemen itu dan menjadikanku gelandangan diparis ini, enggak… enggak mungkin sih aneh itu berani gituin aku” gumamnya yang sudah menaiki lift tersebut, keringatnya mulai berjatuhan dipelipisnya, jantungnya berdebar kencang. Dia masih menyiapkan beberapa kata untuk menemui morgan.
christy mulai memasuki apartemennya, dia tidak melihat ada siapa siapa diruang tengah. Pastinya morgan dikamar, dia mulai melangkahkan kakinya kekamar, dan benar saja. Morgan tengah berdri diatas balkon tengah membelakanginya. Christy mulai mengendap ngendap untuk bisa duduk diranjangnya, tapi…
“dari mana aja kamu?” pertanyaan itu terlontar dari bibir morgan, morgan menanyakan itu tanpa berbalik. Christy yang merasa bersalah segera menghampiri suaminya itu dibalkon.
“kenapa perintahku tadi kamu hiraukan begitu saja? Kenapa kamu pergi tanpa seiijinku? Kenapa kamu gak balas dan gak angkat telfon dariku?” pertanyaan yang bertubi tubi mulai dikeluarkan morgan, christy mengambil handphonenya dan terlihat 54 panggilan tak terjawab dan 17 pesan yang berisi ‘dimana kamu’ 'kemana kamu’ sebanyak 17 kali.
“kenapa diam? Jawab dong!” bentak morgan dan membuat christy terkejut, morgan menatap christy yang tengah tertunduk “maaf” lirih christy, morgan mulai memijat pelipisnya saat mendengar satu kata yang keluar dari mulut christy “bosan tau gak sih? Dirumah sendirian, ditinggal sama suami yang sibuk dengan pekerjaannya itu! Kalau ujung ujungnya seperti ini aku juga gak akan mau bulan madu disini? Berasa seperti pergi sendiri! Aturan aturan kamu semua udah aku turutin, tapi aku mohon kamu juga nurutin satuu… aja permintaanku, aku Cuma mau kamu ngabisin waktu buat aku, bukan buat selingkuhanmu diluar itu!” jelas christy yang mengeluarkan uneg unegnya selama dua minggu ini
“kenapa? Kamu mau nyalahin aku, iya? Kamu itu udah jadi tanggung jawab aku christ! Seharusnya kamu bisa menjadi istri yang penurut! Menuruti semua apa yang kuperintahkan!”
“dan selalu aku yang salah! Seharusnya kamu juga gan, kamu suami aku! Apa gakbisa sedikit saja kamu ngertiin kemauan aku! Okey kalau kamu gak bisa nemenin aku! Tapi seenggaknya kamu bisa kasih kebebasan buat aku!” christy mulai memasuki kamarnya dan terlihat morgan yang tengah mengikutinya “kebebasan apa ci? Kebebasan kamu yang seperti anak ABG? Petakilan kesana kemari gak jelas? Iya!”
“aku capek kalau terus terusan berantem sama aku! Selalu aku yang salah! Semua terserah kamu lah gan!” christy mulai meninggalkan morgan sendirian dikamar, dia berjalan menuju ruang tengah, mungkin saat ini dia lagi malas ngeladenin morgan.
Christy mulai berjalan keruang tengah dan mulai terduduk sendirian disana, tak disengaja christy menyenggol sebuah kotak yang terbungkus kertas kado disampingnya, christy mengernyitkan keningnya dan mulai membukan kotak itu. Tak lama air matanya terjatuh saat melihat sebuah gaun yang sangat anggun dan ada secarik kertas kecil yang bertuliskan ‘for my life, Christy.’ christy mulai beranjak dan pergi kekamarnya.
Terlihat morgan yang tengah berbaring sambil memejamkan matanya diatas ranjang itu, christy tersenyum dan menghampiri morgan, christy mulai ikut berbaring disebelah morgan dan menenggelamkan wajahnya didada bidang morgan.
“maafin aku ya, aku mohon jangan marah lagi” kata christy, morgan mulai bangkit dan menatap christy “aku akan melakukan apa saja untukmu asalkan kamu mau maafin aku” morgan tersenyum dan mulai mendekati wajah christy.

The End

Tidak ada komentar:

Posting Komentar