Sebuah Cerita Klasik tentang Persahabatan dan Cinta
No Title: Sebuah cerita klasik
tentang persahabatan dan cinta
“Morgan, buka mulutmu dong, sayang”
perintah seorang cewek yang duduk dihadapannya tengah bersiap menyuapkan
makanan ke mulut pacarnya yang bernama ’Morgan’, namun Morgan enggan-engganan
membuka mulutnya. Bagaimana tidak? Saat ini mereka sedang berada di kantin,
berada di tengah kerumunan orang. Sangat memalukan bagi Morgan mengumbar
kemesraan seperti itu didepan khalayak. Meski itu dengan pacarnya sendiri.
“Ga ah, Fel” Tolak Morgan masih
membungkam mulutnya rapat-rapat. Tapi Cewek yang bernama asli ‘Felly’ itu tetap
memaksanya. Alhasil makanan itu berhasil masuk ke dalam mulut Morgan meski
harus banyak ‘tamu’ makanan berada disudut bibir Morgan yang belum ia
persilahkan masuk.
“Ya ampun, Felly. Lu masih ajah
nganggep pacar lu kayak anak kecil? Pake di suapin segala” ucap seorang
tiba-tiba duduk menyatu dimeja yang dihuni sepasang kekasih tadi.
“Haha. Ini lagi Morgan. Masih
blepotan makannya. Pantas saja Felly masih nganggep Lu anak kecil” Imbuhnya
disertai tawa kecil, yang kemudian mengambil tisu dari dalam tasnya guna
membersihkan sisa-sisa makanan di sekitar bibir Morgan.
Baru sedetik cewek itu menempelkan
tisu di sudut bibir Morgan, tak diduga Morgan mengunci pergelangan tangan cewek
itu. Lalu menatapnya dengan tatapan penuh arti (?) “Makasih Christy”.
Christy berusaha memberontaknya.
Namun tatapan Morgan makin menghanyutkannya dalam ilusi yang Morgan ciptakan.
Kejadian itu berlangsung cukup lama.
Mereka tak sadar ada sepasang mata yang melihatnya dengan pandangan yang aneh
serta perasaan curiga, namun berusaha ditepisnya karena dia masih mempercayai
apa yang dia lihat itu merupakan sesuatu kewajaran yang dilakukan oleh sang
sahabat dengan sang kekasihnya.
Terkadang manusia hanya melihat apa
yang ingin mereka lihat. Dan manusia hanya akan percaya terhadap apa yang ingin
mereka percayai. Karena manusia dikarunia oleh Tuhan sebuah hati nurani.
Sehingga apa yang terlihat dimatanya jika itu tidak sesuai dengan hati
nuraninya, mereka tidak akan mempercayainya dan memastikan apa yang mereka
lihat itu salah. Meski kenyataannya yang mereka lihat itu adalah sebuah
kebenaran.
“Ehem” sengaja Felly mengeluarkan
suara deheman untuk menghentikan scene yang diperlihatkan Christy dan Morgan.
Mereka menjadi salah tingkah. Morgan langsung melepaskan pergelangan tangan
Christy. Sementara Christy langsung menarik tangannya sambil berkata “Sorry,
Fel. Gan. Gue cabut dulu, sepuluh menit lagi ada kelasnya pak Wahyono. Bye”
Christy melangkah pergi dengan perasaan tak enak hati kepada sang sahabat.
Anehnya, Morgan masih memakukan pandangannya pada Christy yang makin lama makin
terlihat menjauh dari mereka. ‘Andai kamu mau menjadi kekasihku, Christy.
Senangnya hatiku bisa mempunyai pacar yang dewasa dan lembut seperti kamu’
Begitu piciknya Morgan mempunyai pemikiran seperti itu. Menduakan sang pacar
yang teramat mencintainya.
“Sayang?” Felly mengibas-ngibaskan
kelima jarinya didepan mata Morgan. “Aku tau Christy memang cantik badai, tapi
ngeliatnya jangan segitunya juga dong, sayang? Sampai-sampai pacar sendiri
dicuekin gini?” ucap Felly yang berhasil mengalihkan pandangan Morgan kembali
bertatapan dengan Felly.
“Ah. Kamu apaan sih, sayang?
Bicaranya kok kayak gitu? Cantikan kamu lah, karena kamu pacar aku yang
sangat aku cintai“ Gombal Morgan mengacak lembut rambut Felly.
***
“Christy tunggu...!!” Teriak seorang
cowok diparkiran menghentikan langkah Christy yang sedang membuka pintu
mobilnya. Christy menoleh ke arah sumber suara, yang kemudian seseorang itu
berjalan mendekatinya. Inginnya bersikap tak acuh, akan tetapi rasa tak enak
hati pada sang sahabat membuatnya terpaksa mengacuhkannya.
“Nanti malam lu ada acara nggak?
Jalan yuk..!!” Ajak seseorang itu yang langsung mendapat penolakan dari
Christy. “Sorry Gan. Gue nggak bisa”.
“Apa karena Felly, Lu nolak ajakan
gue?” Tebak Morgan.
“Pokoknya gue bilang nggak bisa ya
nggak bisa. Sorry” Christy bersiap untuk masuk kedalam mobilnya. Namun usahanya
lagi-lagi dapat dihentikan oleh Morgan.
“Jawab, Christ..!!!” Dengan kasarnya
Morgan membalikan tubuh Christy berhadapan dengannya.
“Gue nggak bisa mengkhianati
persahabatan gue dengan cara seperti ini” Mantapnya Christy berbicara.
“Tapi lu mengkhianati perasan lu”
Sanggah Morgan membuat Christy tercengang mendengar pernyataan itu. Bagaimana
Morgan bisa tau perasaan Christy kepadanya?
“Gue nggak suka sama lu, Morgan
Handi Winata” Christy berusaha menutupinya.
“Bibir lu bisa berbohong Christ Tapi
hati dan mata Lu nggak bisa berbohong. Sekarang tatap mata gue. Bilang kalau lu
nggak punya perasaan apa-apa ke gue...!!” Perintah Morgan yang yakin kalau
Christy juga mempunyai perasaan yang sama dengannya. Namun itu dulu, sebelum
Christy menjadi ilfeel dengan kelakuannya saat ini yang benar-benar tega akan
menduakan Felly, serta menjadikan Christy sebagai selingkuhannya.
Christy menatap mata Morgan dengan
tatapan benci, “Gue nggak suka dengan lu yang seperti ini...!!!” Ujarnya tegas
sembari masuk kedalam mobilnya.
“Gue akan putusin Felly, Demi
mendapatkan lu, Christy...!! Ancam Morgan setengah berteriak, yang masih bisa
Christy dengar meski mobil yang ia kendarai telah melaju terlebih dahulu.
Apa yang menjadi tujuan kita,
capailah itu dengan usaha kita sendiri. Meski demikian bukan berarti kita
dihalalkan untuk menggunakan segala cara untuk menggapai tujuan itu. Hanya
seorang pecundanglah yang mampu berbuat seperti itu, mengorbankan kebahagiaan
orang lain hanya untuk dirinya pribadi.
***
Malam pun tiba, sesaat Christy
sedang merebahkan tubuhnya di atas ranjangnya, terdengar klarkson mobil dari
lantai bawah rumahnya. Enggan sekali Christy menengoknya. Pikirannya masih
terngiang-ngiang akan perkataan terakhir Morgan.
‘Gue nggak akan biarin lu nyakitin
Felly, Gan’ tekad Christy dalam hati.
‘tapi bagaimana caranya? Arrgghh’
gusarnya kemudian.
'tok.tok.tok'
“Sayang, ada temen kamu dibawah,
katanya kalian udah janjian untuk jalan malam ini?” ucap seorang wanita paruh
baya dibalik kamar Christy.
‘temen?’
‘janji?’
‘jalan?’
‘siapa?’
Pertanyaan-pertanyaan kecil
terlintas dalam otak Christy. Perasaan Christy tidak ada janji malam ini dengan
siapapun.
“Siapa, Mah?” sahutnya bergegas
membuka pintu kamarnya.
“Aduh. Mama lupa nggak tanyain itu,
Sayang. Ya udah gih, cepetan temuin dia. Pamali nganggurin tamu sendirian”
perintah sang Mama, dan Christy pun tak bisa menolak. Segera mungkin Christy
menghampiri ‘tamu tak diundang’ nya itu. Seketika pijakan kakinya sampai pada
anak tangga kedua dari bawah, matanya dibuat terbelalak dengan kehadiran ‘tamu’
itu. Dari ujung kaki sampai ujung rambut ia perhatikan sosok pria yang kini
duduk memainankan BB yang sedari tadi ia pegang.
“Gue kan udah bilang siang tadi kalo
gue nggak mau jalan sama lu..!!” kata-kata kasar pun mampir dalam mulut Christy
saking tidak sukanya melihat pria itu. Pria itu menoleh, lalu menghampirinya.
“Tentunya lu juga nggak lupa dengan
kata terakhir gue kan, Christy?” Pria itu berbalik tanya. Pria yang telah
Christy kenal setahun ini sampai tak sadar Christy pun menaruh hati padanya.
Akan tetapi, semenjak siang tadi rasa cinta dan sayang itu berubah menjadi
kebencian. Pria itu menjelma bagaikan iblis dengan ancaman-ancaman yang tak
berperasaan.
Christy benar-benar terdesak, mau
ambil pilihan apapun jadi serba salah. Akhirnya Christy pun menerima ajakan
Morgan dengan sangat terpaksa demi Felly.
“Okeh. Gue mau. Tapi gue harap lu
jangan pernah sakitin hati Felly”
***
Detik berlalu tergantikan oleh
menit, menit berlalu tergantikan oleh jam, begitu seterusnya hingga tiga
hari berselang setelah kejadian hari itu. Felly duduk termangu di dalam
kamarnya sambil melihat sebuah foto kekasihnya yang merangkul bahunya kala
mereka sedang berlibur disebuah pantai.
‘Kamu kenapa sih sayang? BBM.ku
nggak dibalas, telpon nggak diangkat. Aku cari-cari di kampus kamu nggak ada.
Apa kamu sakit?’ pikir Felly yang diselubungi kekhawatiran akan keadaan Morgan
yang tak pernah ia dengar beberapa hari belakangan ini. Sayangnya, Morgan malah
menjadikan moment ini untuk terus bisa menjauhkan dirinya pada Felly.
‘Tok. Tok. Tok’
“Masuk” ucap Felly datar.
Seseorang itu masuk dengan membawa
senampan makanan, lalu ia duduk disamping Felly.
“Kata tante Diana seharian ini lu
belum makan. Gue suapin yah?” tawar seseorang itu kemudian.
“Gue lagi nggak nafsu makan, Christ”
Tolak Felly.
“Kenapa? Karena Morgan?” Tanya
Christy, membuat Felly terkejut menoleh ke arah Christy.
“Kok Lu tau?”
“Hah. Gue cuma nebak doang sih.
Siapa lagi seseorang yang bisa bikin Felly galau kalau bukan Morgan?” Felly
tersenyum kecut mendengar jawaban Christy. Lalu tanpa aba-aba Felly mencurahkan
hatinya pada sahabatnya itu.
“Beberapa hari ini Morgan susah
ditemui. Gimana mau ditemui coba? Dihubungi aja susah banget. Apa dia sedang
sakit, Christy? Atau Diam-diam dia ...? Ah. Nggak Nggak mungkin Morgan seperti
itu. Morgan hanya cinta sama gue”
‘Lu salah mencintai orang Fel. Dia
bukan cowok yang baik untuk Lu. Lu harus bisa melihat ini semua. Jangan sampai
cinta ini membutakan Lu. Ya Tuhan. Gimana gue nyadarin dia kalau Morgan nggak baik
buat dia?’ Gusarnya hati Christy.
“Christy kok lu diem?” Tanya Felly
melihat Christy yang malah mlamun ketika sedang mendengarkan ceritanya.
“Ehmm. Sorry Fel. Bentar yah. Gue ke
toilet dulu. Kebelet soalnya, hehe”
***
Ketika Christy sedang berada di
dalam toilet, Christy menghubungi seseorang.
“Sebenarnya mau lu apa, Gan?” sergap
Christy ketika tau nomor yang ia hubungi telah tersambung.
“Mau gue cuma lu, Christy” ucapnya
terkesan main-main.
“Tapi lu mengkhianati perjanjian
kita, Gan”
“Perjanjian apa? Sepertinya gue
sedikit amnesia gara-gara selalu memikirkan lu” jawabnya yang membuat Christy
naik darah.
“Jangan berrlagak sok nggak tau deh
lu. Gue udah nerima tawaran jalan dengan lu beberapa hari ini. Dengan syarat lu
nggak nyakitin perasaan Felly. Tapi apa yang lu perbuat? Lu malah menjauh
darinya. Membuat perasaan dia sakit, Gan” nada bicara Christy jadi meninggi.
“Haha. Gue nggak peduli tuh. Orang
gue cuma mau lu, bukan Felly”
“Sakit lu. Gue bakal beberin ini
semua ke Felly” Ancam Christy tiba-tiba, namun bukan Morgan namanya kalau dia
takut dengan ancaman seorang cewek, yang ada Morgan malah terkesan berbalik
mengancam Christy.
“Silahkan, kalau lu menginginkan
persahabatan kalian hancur”
‘Shhhiiiit’ Christy mematikan Hpnya.
“Mau dia apa sih? Gue rasa tuh orang perlu dimasukkan kedalam rumah sakit jiwa
deh” ujar Christy kesal terhadap ucapan Morgan.
Tanpa Christy sadari, ada seorang
yang sengaja menguping pembicaraannya di luar kamar mandi yang dijadikan
Christy alasan untuk menghubungi Morgan. Seseorang itu bergegas menjauh sesaat
ketika gagang dari toilet itu bergerak kebawah sebagai pertanda bahwa seseorang
yang didalam akan segara keluar.
***
Felly menangis tersedu-sedu di dalam
kamarnya, entah karena apa tiba-tiba air matanya menetes.
Christy masuk. Ia melihat salah
tingkah Felly yang mengusap-usap wajahnya. Terlebih nampak bekas airmata di
wajahnya.
“lu nangis?” tanya Christy bingung.
Felly langsung memeluk erat Christy.
“Lu mau kan janji ke gue kalau lu nggak akan pernah ngekhianatin gue?” ucapnya
yang masih berpelukan dalam Christy. Namun Christy diam seribu bahasa, ‘kenapa
tiba-tiba Felly bicara seperti itu? Apa dia tau kalau ... ?’
“Christy?”
“Iyah, Fel. Gue janji”
***
Keesokan harinya Christy mengatur
pertemuan antara Felly dengan Morgan tanpa sepegetahuan mereka. Christy
berharap pertemuan yang ia rencanakan itu bisa membuat Felly tidak larut
dalam kesedihannya.
Sejam berlalu, Felly menunggu di
tempat yang Christy janjikan, namun Christy belum juga datang. Sosok yang tak
diduga malah muncul dihadapannya seperti orang kebingungan mencari seseorang.
Siapa lagi kalu bukan mencari Christy juga. Sebenarnya Christy berada tak jauh
dari arena pertemuan mereka. Berlagak waspada kalau-kalau terjadi sesuatu pada
Felly.
“Morgan?” sapa Felly.
“Felly? Kamu disini juga? Christy
mana?” tanya Morgan, Felly hanya mengangkat bahunya pertanda dia-pun tidak tau.
“Gan. Beberapa hari kamu kemana?
Kenapa BBMku nggak pernah dibalas, telpon dari aku nggak pernah diangkat?”
tanya Felly bertubi-tubi, pertanyaan yang sama pula yang selalu ia lontarkan
manakala Morgan susah untuk ia hubungi. Morgan Bosan membuatnya mengungkapkan
sesuatu yang tak diduga oleh Felly.
“emangnya waktu aku cuma untuk kamu.
Aku juga punya kesibukan lain, Fel. Bukan Cuma kamu. Aku jenuh dengan sikapmu
yang seperti ini. Aku pengin kita putus...!!
Bak disambar gledek di siang hari,
sebuah kata ‘putus’ pun akhirnya terucap dari mulut Morgan.
“Putus Gan?” hanya dua kata itu yang
terlontar dari mulut Felly, sisanya dia hanya bisa mencurahkan dengan kerlingan
airmata yang menetes dengan derasnya.
Christy mendengar jelas pernyataan
putus yang Morgan lontarkan. Dengan sigap Christy keluar dari tempat
persembunyiannya dan menghampiri mereka. Sebuah tamparan dari tangan kanannya
mendarat cukup keras tepat dipipi kiri Morgan.
‘Plak’
Morgan terkejut begitu pula dengan
Felly. Hampir seluruh pengunjung cafe itu menengok ke arah mereka. Menjadi
penonton gratis drama yang dilakoni oleh tiga remaja ini.
“apa-apaan ini, Christy?” Morgan tak
terima dipermalukan seperti ini.
“Sakit..?? Itu nggak sebanding
dengan perasaan sakit yang Felly rasakan karena dicampakan oleh lu” Bentak
Christy, lalu menggandeng tangan Felly. Namun Felly melepaskan genggaman
Christy dengan kasar dan berbalik menampar Christy.
“Sebenarnya drama apa yang kalian
lakukan selama ini?” tanya Felly.
“Dia..!! Dia iblis yang ingin
menghancurkan persahabatan kita, Fel. Dia minta gue buat jadi selingkuhannya.
Jika gue nggak mau Morgan akan putusin lu” Ungkap Christy.
“Dan akhirnya lu mau jadi
selingkuhannya cowok gue? Dasar pengkhaianat...!!” Bentak Felly yang kemudian
langung berlari menjauh dari Christy.
“Lu boleh anggep gue sebagai
pengkhianat, tapi satu yang perlu lu tau, gue sahabat lu yang akan selalu buat
lu” teriak Christy. Namun sepertinya sia-sia. Entah Felly tidak mendengar
teriakan Christy atau emang sebenarnya dia dengar namun dia tak ingin berhenti
karena dalam hatinya masih sangat marah pada Christy sehingga dengan sengaja ia
menghiraukan teriakan Christy.
Felly berlari sejadinya dengan air
mata yang terus mengalir. Sampai ia tak sadar ada mobil yang sudah sangat dekat
melaju ke arahnya dengan sangat cepat. Alhasil...
“AAAAA” teriak Felly
***
“AAAA” Felly terbangun dari tidur
panjangnya, keringat bercucuran dipelipisnya. Dilihatnya, sosok Christy yang
semalaman tidur disebelahnya dibuat kaget oleh teriakannya dipagi buta ini.
“Felly...!! masih juga subuh, lu
udah teriak-teriak gini?? Gue masih ngantuk tauu..!!” keluh Christy
mengucek-ngucek matanya, mengumpulkannya setengah nyawanya yang masih terbawa
arus imajinasinya.
“Pagi? Bukannya tadi ... ?” Ujar
Felly sedikit kebingunganan. Bukannya scene yang terjadi tadi adalah siang
hari, kenapa tiba-tiba menjadi pagi seperti ini? Dan bukannya scene terakhir
itu, Felly akan ditabrak mobil yang melaju ke arahnya dengan sangat cepat,
kenapa tiba-tiba di atas ranjang seperti ini?
“ Pasti lu mimpi buruk lagi deh?”
terka Christy.
“Mimpi yah? hehe” Ujar Felly menjadi
cengengesan.
‘ping.ping’
“Tuh. BB lu bunyi” Ucap Christy
Felly segera mengambil BBnya yang
terletak di atas meja disebelah ranjangnya. Dibacanya sebuah BBM dari Morgan
yang ingin mengajaknya jogging pagi ini. Felly jadi senyum-senyum sendiri, sambi
mengetikan balasan ‘ok’.
“BBM dari siapa? Dari Morgan yah?”
Tanya Christy, Felly pun mengangguk.
“Lu ikut jogging bareng kita yah?”
“Nggak lah, Nal. Gue lagi nggak enak
badan” dusta Christy yang sebenarnya dia tidak ingin jika mereka selalu berjalan
bertiga yang ada rasa cintanya pada Morgan akan semakin menjadi.
“Yah, Christy...” Felly cemberut.
“Yaelah gitu ajah cemberut. Lagian
berdua lebih baik kan?” Ungkap Christy memainkan alisnya seraya tersenyum guna
menyenangkan hati Felly.
***
Jam enam lebih Morgan sudah standby
di depan rumah Felly. Dengan menggunakan kaos ‘couple’ Felly dan Morgan nampak
serasi. Sebenarnya membuat Christy sedikit merasa cemburu namun berusaha
ditepisnya. Dalam hati Christy berkata, “Semoga cinta kalian langgeng. Biar
cinta ini gue simpan dalam hati gue entah sampai kapan pun itu gue akan
menikmatinya sendiri saja. Satu yang akan gue lakukan sekarang dan selamanya
yaitu gue nggak akan mengkhianati persahabatan kita hanya karena cinta”.
Cinta datang silih berganti dan
terkadang tak tepat waktu. Namun sahabat untuk selamanya dan kehadirannya pun
selalu pada saat yang tepat.
-End-
Gaje tho?? haha. maklumin ajah baru
nulis lagi. Kritik saranya untuk memperbaiki tulisanku yo...
oia lali, jangan ilfeel dengan watak
morgan disini yah? just fiksi okeh? he3
-Hanifah Argubie-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar