Minggu, 14 Desember 2014

No Title: (hanbie)



 Sebuah Cerita Klasik tentang Persahabatan dan Cinta
No Title: Sebuah cerita klasik tentang persahabatan dan cinta

“Morgan, buka mulutmu dong, sayang” perintah seorang cewek yang duduk dihadapannya tengah bersiap menyuapkan makanan ke mulut pacarnya yang bernama ’Morgan’, namun Morgan enggan-engganan membuka mulutnya. Bagaimana tidak? Saat ini mereka sedang berada di kantin, berada di tengah kerumunan orang. Sangat memalukan bagi Morgan mengumbar kemesraan seperti itu didepan khalayak. Meski itu dengan pacarnya sendiri.

“Ga ah, Fel” Tolak Morgan masih membungkam mulutnya rapat-rapat. Tapi Cewek yang bernama asli ‘Felly’ itu tetap memaksanya. Alhasil makanan itu berhasil masuk ke dalam mulut Morgan meski harus banyak ‘tamu’ makanan berada disudut bibir Morgan yang belum ia persilahkan masuk.

“Ya ampun, Felly. Lu masih ajah nganggep pacar lu kayak anak kecil? Pake di suapin segala” ucap seorang tiba-tiba duduk menyatu dimeja yang dihuni sepasang kekasih tadi.

“Haha. Ini lagi Morgan. Masih blepotan makannya. Pantas saja Felly masih nganggep Lu anak kecil” Imbuhnya disertai tawa kecil, yang kemudian mengambil tisu dari dalam tasnya guna membersihkan sisa-sisa makanan di sekitar bibir Morgan.
Baru sedetik cewek itu menempelkan tisu di sudut bibir Morgan, tak diduga Morgan mengunci pergelangan tangan cewek itu. Lalu menatapnya dengan tatapan penuh arti (?) “Makasih Christy”.

Christy berusaha memberontaknya. Namun tatapan Morgan makin menghanyutkannya dalam ilusi yang Morgan ciptakan.
Kejadian itu berlangsung cukup lama. Mereka tak sadar ada sepasang mata yang melihatnya dengan pandangan yang aneh serta perasaan curiga, namun berusaha ditepisnya karena dia masih mempercayai apa yang dia lihat itu merupakan sesuatu kewajaran yang dilakukan oleh sang sahabat dengan sang kekasihnya.

Terkadang manusia hanya melihat apa yang ingin mereka lihat. Dan manusia hanya akan percaya terhadap apa yang ingin mereka percayai. Karena manusia dikarunia oleh Tuhan sebuah hati nurani. Sehingga apa yang terlihat dimatanya jika itu tidak sesuai dengan hati nuraninya, mereka tidak akan mempercayainya dan memastikan apa yang mereka lihat  itu salah. Meski kenyataannya yang mereka lihat itu adalah sebuah kebenaran.

“Ehem” sengaja Felly mengeluarkan suara deheman untuk menghentikan scene yang diperlihatkan Christy dan Morgan. Mereka menjadi salah tingkah. Morgan langsung melepaskan pergelangan tangan Christy. Sementara Christy langsung menarik tangannya sambil berkata “Sorry, Fel. Gan. Gue cabut dulu, sepuluh menit lagi ada kelasnya pak Wahyono. Bye” Christy melangkah pergi dengan perasaan tak enak hati kepada sang sahabat. Anehnya, Morgan masih memakukan pandangannya pada Christy yang makin lama makin terlihat menjauh dari mereka. ‘Andai kamu mau menjadi kekasihku, Christy. Senangnya hatiku bisa mempunyai pacar yang dewasa dan lembut seperti kamu’ Begitu piciknya Morgan mempunyai pemikiran seperti itu. Menduakan sang pacar yang teramat mencintainya.

“Sayang?” Felly mengibas-ngibaskan kelima jarinya didepan mata Morgan. “Aku tau Christy memang cantik badai, tapi ngeliatnya jangan segitunya juga dong, sayang? Sampai-sampai pacar sendiri dicuekin gini?” ucap Felly yang berhasil mengalihkan pandangan Morgan kembali bertatapan dengan Felly.
“Ah. Kamu apaan sih, sayang? Bicaranya kok kayak gitu?  Cantikan kamu lah, karena kamu pacar aku yang sangat aku cintai“ Gombal Morgan mengacak lembut rambut Felly.  

***

“Christy tunggu...!!” Teriak seorang cowok diparkiran menghentikan langkah Christy yang sedang membuka pintu mobilnya. Christy menoleh ke arah sumber suara, yang kemudian seseorang itu berjalan mendekatinya. Inginnya bersikap tak acuh, akan tetapi rasa tak enak hati pada sang sahabat membuatnya terpaksa mengacuhkannya.

“Nanti malam lu ada acara nggak? Jalan yuk..!!” Ajak seseorang itu yang langsung mendapat penolakan dari Christy. “Sorry Gan. Gue nggak bisa”.

“Apa karena Felly, Lu nolak ajakan gue?” Tebak Morgan.

“Pokoknya gue bilang nggak bisa ya nggak bisa. Sorry” Christy bersiap untuk masuk kedalam mobilnya. Namun usahanya lagi-lagi dapat dihentikan oleh Morgan.

“Jawab, Christ..!!!” Dengan kasarnya Morgan membalikan tubuh Christy berhadapan dengannya.

“Gue nggak bisa mengkhianati persahabatan gue dengan cara seperti ini” Mantapnya Christy berbicara.

“Tapi lu mengkhianati perasan lu” Sanggah Morgan membuat Christy tercengang mendengar pernyataan itu. Bagaimana Morgan bisa tau perasaan Christy kepadanya?

“Gue nggak suka sama lu, Morgan Handi Winata” Christy berusaha menutupinya.

“Bibir lu bisa berbohong Christ Tapi hati dan mata Lu nggak bisa berbohong. Sekarang tatap mata gue. Bilang kalau lu nggak punya perasaan apa-apa ke gue...!!” Perintah Morgan yang yakin kalau Christy juga mempunyai perasaan yang sama dengannya. Namun itu dulu, sebelum Christy menjadi ilfeel dengan kelakuannya saat ini yang benar-benar tega akan menduakan Felly, serta menjadikan Christy sebagai selingkuhannya.

Christy menatap mata Morgan dengan tatapan benci, “Gue nggak suka dengan lu yang seperti ini...!!!” Ujarnya tegas sembari masuk kedalam mobilnya.
“Gue akan putusin Felly,  Demi mendapatkan lu, Christy...!! Ancam Morgan setengah berteriak, yang masih bisa Christy dengar meski mobil yang ia kendarai telah melaju terlebih dahulu.

 Apa yang menjadi tujuan kita, capailah itu dengan usaha kita sendiri. Meski demikian bukan berarti kita dihalalkan untuk menggunakan segala cara untuk menggapai tujuan itu. Hanya seorang pecundanglah yang mampu berbuat seperti itu, mengorbankan kebahagiaan orang lain hanya untuk dirinya pribadi.

***

Malam pun tiba, sesaat Christy sedang merebahkan tubuhnya di atas ranjangnya, terdengar klarkson mobil dari lantai bawah rumahnya. Enggan sekali Christy menengoknya. Pikirannya masih terngiang-ngiang akan perkataan terakhir Morgan.

‘Gue nggak akan biarin lu nyakitin Felly, Gan’ tekad Christy dalam hati.

‘tapi bagaimana caranya? Arrgghh’ gusarnya kemudian.

'tok.tok.tok'

“Sayang, ada temen kamu dibawah, katanya kalian udah janjian untuk jalan malam ini?” ucap seorang wanita paruh baya dibalik kamar Christy.

‘temen?’

‘janji?’

‘jalan?’

‘siapa?’

Pertanyaan-pertanyaan kecil terlintas dalam otak Christy. Perasaan Christy tidak ada janji malam ini dengan siapapun.

“Siapa, Mah?” sahutnya bergegas membuka pintu kamarnya.

“Aduh. Mama lupa nggak tanyain itu, Sayang. Ya udah gih, cepetan temuin dia. Pamali nganggurin tamu sendirian” perintah sang Mama, dan Christy pun tak bisa menolak. Segera mungkin Christy menghampiri ‘tamu tak diundang’ nya itu. Seketika pijakan kakinya sampai pada anak tangga kedua dari bawah, matanya dibuat terbelalak dengan kehadiran ‘tamu’ itu. Dari ujung kaki sampai ujung rambut ia perhatikan sosok pria yang kini duduk memainankan BB yang sedari tadi ia pegang.

“Gue kan udah bilang siang tadi kalo gue nggak mau jalan sama lu..!!” kata-kata kasar pun mampir dalam mulut Christy saking tidak sukanya melihat pria itu. Pria itu menoleh, lalu menghampirinya.

“Tentunya lu juga nggak lupa dengan kata terakhir gue kan, Christy?” Pria itu berbalik tanya. Pria yang telah Christy kenal setahun ini sampai tak sadar Christy pun menaruh hati padanya. Akan tetapi, semenjak siang tadi rasa cinta dan sayang itu berubah menjadi kebencian. Pria itu menjelma bagaikan iblis dengan ancaman-ancaman yang tak berperasaan.

Christy benar-benar terdesak, mau ambil pilihan apapun jadi serba salah. Akhirnya Christy pun menerima ajakan Morgan dengan sangat terpaksa demi Felly.

“Okeh. Gue mau. Tapi gue harap lu jangan pernah sakitin hati Felly”

***

Detik berlalu tergantikan oleh menit, menit berlalu tergantikan oleh jam, begitu seterusnya hingga  tiga hari berselang setelah kejadian hari itu. Felly duduk termangu di dalam kamarnya sambil melihat sebuah foto kekasihnya yang merangkul bahunya kala mereka sedang berlibur disebuah pantai.
‘Kamu kenapa sih sayang? BBM.ku nggak dibalas, telpon nggak diangkat. Aku cari-cari di kampus kamu nggak ada. Apa kamu sakit?’ pikir Felly yang diselubungi kekhawatiran akan keadaan Morgan yang tak pernah ia dengar beberapa hari belakangan ini. Sayangnya, Morgan malah menjadikan moment ini untuk terus bisa menjauhkan dirinya pada Felly.

‘Tok. Tok. Tok’

“Masuk” ucap Felly datar.

Seseorang itu masuk dengan membawa senampan makanan, lalu  ia duduk disamping Felly.

“Kata tante Diana seharian ini lu belum makan. Gue suapin yah?” tawar seseorang itu kemudian.

“Gue lagi nggak nafsu makan, Christ” Tolak Felly.

“Kenapa? Karena Morgan?” Tanya Christy, membuat Felly terkejut menoleh ke arah Christy.

“Kok Lu tau?”

“Hah. Gue cuma nebak doang sih. Siapa lagi seseorang yang bisa bikin Felly galau kalau bukan Morgan?” Felly tersenyum kecut mendengar jawaban Christy. Lalu tanpa aba-aba Felly mencurahkan hatinya pada sahabatnya itu.

“Beberapa hari ini Morgan susah ditemui. Gimana mau ditemui coba? Dihubungi aja susah banget. Apa dia sedang sakit, Christy? Atau Diam-diam dia ...? Ah. Nggak Nggak mungkin Morgan seperti itu. Morgan hanya cinta sama gue”

‘Lu salah mencintai orang Fel. Dia bukan cowok yang baik untuk Lu. Lu harus bisa melihat ini semua. Jangan sampai cinta ini membutakan Lu. Ya Tuhan. Gimana gue nyadarin dia kalau Morgan nggak baik buat dia?’ Gusarnya hati Christy.

“Christy kok lu diem?” Tanya Felly melihat Christy yang malah mlamun ketika sedang mendengarkan ceritanya.

“Ehmm. Sorry Fel. Bentar yah. Gue ke toilet dulu. Kebelet soalnya, hehe”

***    

Ketika Christy sedang berada di dalam toilet, Christy menghubungi seseorang.

“Sebenarnya mau lu apa, Gan?” sergap Christy ketika tau nomor yang ia hubungi telah tersambung.

“Mau gue cuma lu, Christy” ucapnya terkesan main-main.

“Tapi lu mengkhianati perjanjian kita, Gan”

“Perjanjian apa? Sepertinya gue sedikit amnesia gara-gara selalu memikirkan lu” jawabnya yang membuat Christy naik darah.

“Jangan berrlagak sok nggak tau deh lu. Gue udah nerima tawaran jalan dengan lu beberapa hari ini. Dengan syarat lu nggak nyakitin perasaan Felly. Tapi apa yang lu perbuat? Lu malah menjauh darinya. Membuat perasaan dia sakit, Gan” nada bicara Christy jadi meninggi.

“Haha. Gue nggak peduli tuh. Orang gue cuma mau lu, bukan Felly”

“Sakit lu. Gue bakal beberin ini semua ke Felly” Ancam Christy tiba-tiba, namun bukan Morgan namanya kalau dia takut dengan ancaman seorang cewek, yang ada Morgan malah terkesan berbalik mengancam Christy.

“Silahkan, kalau lu menginginkan persahabatan kalian hancur”

‘Shhhiiiit’ Christy mematikan Hpnya. “Mau dia apa sih? Gue rasa tuh orang perlu dimasukkan kedalam rumah sakit jiwa deh” ujar Christy kesal terhadap ucapan Morgan.

Tanpa Christy sadari, ada seorang yang sengaja menguping pembicaraannya di luar kamar mandi yang dijadikan Christy alasan untuk menghubungi Morgan. Seseorang itu bergegas menjauh sesaat ketika gagang dari toilet itu bergerak kebawah sebagai pertanda bahwa seseorang yang didalam akan segara keluar.

***

Felly menangis tersedu-sedu di dalam kamarnya, entah karena apa tiba-tiba air matanya menetes.

Christy masuk. Ia melihat salah tingkah Felly yang mengusap-usap wajahnya. Terlebih nampak bekas airmata di wajahnya.

“lu nangis?” tanya Christy bingung.

Felly langsung memeluk erat Christy. “Lu mau kan janji ke gue kalau lu nggak akan pernah ngekhianatin gue?” ucapnya yang masih berpelukan dalam Christy. Namun Christy diam seribu bahasa, ‘kenapa tiba-tiba Felly bicara seperti itu? Apa dia tau kalau ... ?’

“Christy?”

“Iyah, Fel. Gue janji”  

*** 

Keesokan harinya Christy mengatur pertemuan antara Felly dengan Morgan tanpa sepegetahuan mereka. Christy berharap pertemuan yang ia rencanakan itu bisa membuat Felly  tidak larut dalam kesedihannya.

Sejam berlalu, Felly menunggu di tempat yang Christy janjikan, namun Christy belum juga datang. Sosok yang tak diduga malah muncul dihadapannya seperti orang kebingungan mencari seseorang. Siapa lagi kalu bukan mencari Christy juga. Sebenarnya Christy berada tak jauh dari arena pertemuan mereka. Berlagak waspada kalau-kalau terjadi sesuatu pada Felly.

“Morgan?” sapa Felly.

“Felly? Kamu disini juga? Christy mana?” tanya Morgan, Felly hanya mengangkat bahunya pertanda dia-pun tidak tau.

“Gan. Beberapa hari kamu kemana? Kenapa BBMku nggak pernah dibalas, telpon dari aku nggak pernah diangkat?” tanya Felly bertubi-tubi, pertanyaan yang sama pula yang selalu ia lontarkan manakala Morgan susah untuk ia hubungi. Morgan Bosan membuatnya mengungkapkan sesuatu yang tak diduga oleh Felly.

“emangnya waktu aku cuma untuk kamu. Aku juga punya kesibukan lain, Fel. Bukan Cuma kamu. Aku jenuh dengan sikapmu yang seperti ini. Aku pengin kita putus...!!

Bak disambar gledek di siang hari, sebuah kata ‘putus’ pun akhirnya terucap dari mulut Morgan.

“Putus Gan?” hanya dua kata itu yang terlontar dari mulut Felly, sisanya dia hanya bisa mencurahkan dengan kerlingan airmata yang menetes dengan derasnya.

Christy mendengar jelas pernyataan putus yang Morgan lontarkan. Dengan sigap Christy keluar dari tempat persembunyiannya dan menghampiri mereka. Sebuah tamparan dari tangan kanannya mendarat cukup keras tepat dipipi kiri Morgan.
‘Plak’

Morgan terkejut begitu pula dengan Felly. Hampir seluruh pengunjung cafe itu menengok ke arah mereka. Menjadi penonton gratis drama yang dilakoni oleh tiga remaja ini.

“apa-apaan ini, Christy?” Morgan tak terima  dipermalukan seperti ini.

“Sakit..?? Itu nggak sebanding dengan perasaan sakit yang Felly rasakan karena dicampakan oleh lu” Bentak Christy, lalu menggandeng tangan Felly. Namun Felly melepaskan genggaman Christy dengan kasar dan berbalik menampar Christy.

“Sebenarnya drama apa yang kalian lakukan selama ini?” tanya Felly.

“Dia..!! Dia iblis yang ingin menghancurkan persahabatan kita, Fel. Dia minta gue buat jadi selingkuhannya. Jika gue nggak mau Morgan akan putusin lu” Ungkap Christy.

“Dan akhirnya lu mau jadi selingkuhannya cowok gue? Dasar pengkhaianat...!!” Bentak Felly yang kemudian langung berlari menjauh dari Christy.

“Lu boleh anggep gue sebagai pengkhianat, tapi satu yang perlu lu tau, gue sahabat lu yang akan selalu buat lu” teriak Christy. Namun sepertinya sia-sia. Entah Felly tidak mendengar teriakan Christy atau emang sebenarnya dia dengar namun dia tak ingin berhenti karena dalam hatinya masih sangat marah pada Christy sehingga dengan sengaja ia menghiraukan teriakan Christy.

Felly berlari sejadinya dengan air mata yang terus mengalir. Sampai ia tak sadar ada mobil yang sudah sangat dekat melaju ke arahnya dengan sangat cepat. Alhasil...


“AAAAA” teriak Felly

***

“AAAA” Felly terbangun dari tidur panjangnya, keringat bercucuran dipelipisnya. Dilihatnya, sosok Christy yang semalaman tidur disebelahnya dibuat kaget oleh teriakannya dipagi buta ini.

“Felly...!! masih juga subuh, lu udah teriak-teriak gini?? Gue masih ngantuk tauu..!!” keluh Christy mengucek-ngucek matanya, mengumpulkannya setengah nyawanya yang masih terbawa arus imajinasinya.

“Pagi? Bukannya tadi ... ?” Ujar Felly sedikit kebingunganan. Bukannya scene yang terjadi tadi adalah siang hari, kenapa tiba-tiba menjadi pagi seperti ini? Dan bukannya scene terakhir itu, Felly akan ditabrak mobil yang melaju ke arahnya dengan sangat cepat, kenapa tiba-tiba di atas ranjang seperti ini?

“ Pasti lu mimpi buruk lagi deh?” terka Christy.

“Mimpi yah? hehe” Ujar Felly menjadi cengengesan.

‘ping.ping’

“Tuh. BB lu bunyi” Ucap Christy

Felly segera mengambil BBnya yang terletak di atas meja disebelah ranjangnya. Dibacanya sebuah BBM dari Morgan yang ingin mengajaknya jogging pagi ini. Felly jadi senyum-senyum sendiri, sambi mengetikan balasan ‘ok’.

“BBM dari siapa? Dari Morgan yah?” Tanya Christy, Felly pun mengangguk.

“Lu ikut jogging bareng kita yah?”

“Nggak lah, Nal. Gue lagi nggak enak badan” dusta Christy yang sebenarnya dia tidak ingin jika mereka selalu berjalan bertiga yang ada rasa cintanya pada Morgan akan semakin menjadi.

“Yah, Christy...” Felly cemberut.

“Yaelah gitu ajah cemberut. Lagian berdua lebih baik kan?” Ungkap Christy memainkan alisnya seraya tersenyum guna menyenangkan hati Felly.

***

Jam enam lebih Morgan sudah standby di depan rumah Felly. Dengan menggunakan kaos ‘couple’ Felly dan Morgan nampak serasi.  Sebenarnya membuat Christy sedikit merasa cemburu namun berusaha ditepisnya. Dalam hati Christy berkata, “Semoga cinta kalian langgeng. Biar cinta ini gue simpan dalam hati gue entah sampai kapan pun itu gue akan menikmatinya sendiri saja. Satu yang akan gue lakukan sekarang dan selamanya yaitu gue nggak akan mengkhianati persahabatan kita hanya karena cinta”.

Cinta datang silih berganti dan terkadang tak tepat waktu. Namun sahabat untuk selamanya dan kehadirannya pun selalu pada saat yang tepat.     

-End-

Gaje tho?? haha. maklumin ajah baru nulis lagi. Kritik saranya untuk memperbaiki tulisanku yo...
oia lali, jangan ilfeel dengan watak morgan disini yah? just fiksi okeh? he3

-Hanifah Argubie-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar